REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Program pengadaan kapal fiber di berbagai daerah sudah berlangsung sejak tahun 2010. Namun efektivitas dan produktivitas hasil tangkapan ikan nelayan masih menurun. Hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan pengetahuan nelayan dalam mengoperasionalkan kapal tersebut.
Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluh dan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Lampung, sejak akhir tahun lalu, telah mensosialisasikan pemeliharaan dan perawatan kapal kepada Kelompok Usaha Bersama (KUB) nelayan.
Zainal Karoman, dari Badan Koordinasi Penyuluh DKP, di Bandar Lampung, Kamis (28/2), menyatakan hasil tangkapan nelayan sangat dipengaruhi dengan pengetahuan nelayan terhadap kapal bantuan tersebut. “Nelayan banyak yang belum tahu mengoperasikan kapal tersebut,” katanya.
Dalam paparannya, ia mengatakan hingga saat ini nelayan kurang faham mengenai teknis kapal fiber tersebut, sehingga ada yang kesulitan mengoperasionalkannya dan menjadi tidak maksimal dalam aktivitas nelayan saat berada di laut.
Sejak 2010, pemerintah telah memberikan bantuan 11 kapal FRB bagi 11 KUB se-Lampung. Kapal ini justru tidak mendukung terhadap produktivitas tangkapan ikan nelayan, bahkan membebani aktivitas nelayan.