Sabtu 09 Mar 2013 07:23 WIB

Hugo Chavez Segera Menyusul Tujuh Mumi Ini (1)

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Endah Hapsari
Rakya Venezuela memegang lilin dalam sebuah upacara untuk mendoakan Presiden Huga Chavez
Foto: Reuters
Rakya Venezuela memegang lilin dalam sebuah upacara untuk mendoakan Presiden Huga Chavez

REPUBLIKA.CO.ID, Pemerintah Venezuela memilih mengawetkan jenazah Presiden Hugo Chavez setelah kematiannya. Wakil Presiden Nicolas Maduro mengatakan, kecintaan rakyat pada pemimpin kharismatik ini, membuat Chavez patut dikenang dan dikenal internasional untuk selamanya.

 

Chavez, ujarnya, adalah simbol perjuangan dan perlawanan.  "Sama seperti Ho Chi Minh, Lenin, dan Mao Zedong,'' kata dia, seperti dilansir Foreigh Policy, Jumat (8/3).

Jurnal politik tersebut mengatakan, pembalseman tubuh Chavez sekaligus mengawetkan pengaruh demokrasi sosialisme bagi negara tersebut. Jenazah Chavez menambah jumlah pemimpin negara eksklusif, atau tokoh-tokoh besar yang akan menjadi ikon sejarah bagi generasi mendatang.

Jurnal yang diprakarsai pakar filsafat politik Amerika Serikat (AS) Samuel Huntington ini mencatat, hingga sekarang, ada tujuh jenazah tokoh fenomenal yang masih menginspirasi bagi generasi setelah kematiannya. 

Tokoh pertama adalah Vladimir Lenin yang meninggal pada 21 Januari 1924). Lenin adalah tokoh revolusioner di Rusia. Tubuhnya masih berada di peti kaca dan dipajang di Mausoleum Lenin di Lapangan Merah di Ibu Kota Rusia, Moskow. 

Selanjutnya, ada Mao Zedong, tokoh komunis ini adalah Bapak Kemerdekaan Cina. Zedong memerdekakan Cina dari dominasi kelompok ningrat dan dinasti. Dia meminta sendiri agar tubuhnya di kremasi setelah kematiannya. Jenazahnya sempat disemayamkan selama enam bulan di Great Hall of the People. Pemerintah lalu membangun Makam Besar Mao di Halaman Utama Tiananmen setahun kemudian. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement