REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Pemimpin oposisi dari Koalisi Nasional Suriah (SNC), Ahmed Moaz al-Khatib mundur dari jabatannya.
Dalam Facebooknya, Ahmed mengatakan kekuatan dunia gagal membantu militan dan dia hanya bisa membantu melalui sisi luar koalisi.
Analis mengatakan Khatib percaya SNC terlalu terpengaruh kelompok Islamis dan kekuatan asing seperti Qatar. Namun, ada laporan yang menyebutkan SNC menolak pengunduran diri Khatib dan berharap dia kembali ke jabatannya.
Masalah yang dihadapi pemimpin oposisi tersebut hingga dia mundur, diprediksi karena pemilihan perdana menteri untuk pemerintahan oposisi pekan lalu. SNC memilih Islamis yang berbasis di AS, Ghassan Hitto sebagai kepala administrasi yang dimaksudkan untuk mengatur wilayah para militan di dalam Suriah.
BBC melaporkan pemilihan Hitto dilakukan di Istanbul Senin pekan lalu dalam pemilihan yang dinilai sebagian pemimpin koalisi sudah transparan dan demokratis. Namun, hal itu juga membuat sejumlah pejabat mundur dari SNC.
Sayap militer dari oposisi, Tentara Pembebasan Suriah juga tidak menganggap Hitto karena dia dipaksa masuk oposisi. Khatib dinilai khawatir pemilihan Hitto akan menjauhkan kepemimpinan oposisi dari apa yang terjadi di Suriah.