REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON -- Informasi beredar adanya tahanan berwarga negara Arab Saudi terkait ledakan bom Maraton Boston. Lantas, apa benar kabar tersebut?
Kepala Biro Polisi Federal (FBI) Richard Deslauriers menegaskan kabar tersebut hanyalah fiktif belaka. ''Kami belum menemukan siapa pun,'' kata Deslauriers menegaskan seperti dilansir BBC News, Selasa (16/4).
Menurut Deslauriers, timnya masih membutuhkan semua informasi dari masyarakat untuk menemukan pelaku seperti tayangan video, foto atau informasi apa pun.
Dalam konfrensi pers, Deslauriers yang juga bertindak sebagai Kepala Penyelidikan ini menyampaikan telah menyisir areal ledakan. Menurutnya, tidak ada ancaman lain sesudah ledakan terjadi.
''Hanya dua ledakan yang terjadi. Tidak ada ancaman tambahan,'' ujar Deslauriers.
Kekacauan terjadi saat bom meledak di arena maraton, Boston, Senin (15/4) waktu setempat. Ambulans, truk pemadam kebakaran, dan belasan kendaraan polisi mendominasi garis finis. Para penonton menangis dan menenangkan satu sama lain.
Dua ledakan terjadi sekitar 50 hingga 100 meter dari jarak pelari melewati garis finis saat waktu menunjukkan empat jam dan sembilan menit. Sembilan menit tersebut lebih cepat dari rata-rata waktu finis. Dua orang tewas akibat ledakan tersebut.
Panitia lomba maraton mengatakan, Sekitar 23.326 pelari yang mengawali balapan pada Senin, 17.584 tiba sebelum ledakan. Para pelari dialihkan sebelum panitia menghentikan lomba tersebut.