Kamis 18 Apr 2013 22:39 WIB

UN Tahun Ini Pelajaran Telak Buat Pemerintah

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Citra Listya Rini
Para siswa mengikuti pelaksanaan ujian nasional (UN) di Jakarta, Kamis (18/4).
Foto: Republika/Prayogi
Para siswa mengikuti pelaksanaan ujian nasional (UN) di Jakarta, Kamis (18/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksanaan ujian nasional (UN) tingkat SMA dan sederajat tahun ini amburadul lantaran kesalahan teknis percetakan. Bahkan, UN tahun ini dicap paling buruk dalam sejarah. 

Praktisi Pendidikan Itje Chodidjah mengatakan pelaksanaan UN tahun ini seharusnya menjadi pelajaran telak buat pemerintah. "Ujian nasional sudah tidak valid lagi diterapkan di Indonesia," kata dia di Jakarta, Kamis (18/4).

Itje berpendapat ada persoalan-persoalan fundamental yang harus dibenahi oleh penyelenggara pendidikan. Pertama, pemerintah belum melakukan standardisasi secara nasional terhadap para tenaga pengajar, sementara di waktu yang sama para siswa justru dituntut mengikuti standardisasi lewat UN. 

"Ini jelas tidak adil. Untuk produknya (siswa) pemerintah membuat standar setiap tahun, sedangkan mesinnya (tenaga pengajar) tidak demikian," ujar Itje. 

Persoalan berikutnya adalah tumpang tindih di dalam sistem pendidikan. Saat ini, Indonesia tidak memiliki kurikulum nasional, karena penyusunan kurikulum diserahkan pada tiap-tiap sekolah. Namun, penentuan kelulusan siswa justu diambil alih oleh pemerintah lewat kebijakan bernama ujian nasional.  

"Penentuan kelulusan berarti sejauh mana tercapainya sasaran kurikulum yang dibuat sekolah. Nah, mengapa harus ada ujian nasional untuk mengukur kemampuan anak-anak?" tanya Itje. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement