REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peternak ayam menyoroti harga pakan yang mulai naik. Harga pakan ternak ayam saat ini mencapai Rp 7.000 per kilogram (kg) di pulau Jawa. Sedangkan di luar pulau Jawa, harganya bisa mencapai Rp 7.600 per kg. "Kenaikan harga ini tidak menguntungkan peternak kecil," ujar Ketua Umum Himpunan Peternak Unggas Lokal Indoensia (HIMPULI), Ade Zulkarnaen, Ahad (21/4).
Insentif harga untuk bahan baku pakan dikatakan hanya menguntungkan peternak besar yang pakannya didominasi produk impor. Pemerintah dinilai belum menyentuh peternakan unggas lokal. Terdapat kesenjanan fasiltas yang dirasakan oleh peternak skala kecil.
Ketua Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Sudirman mengatakan industri pakan ternak masih stabil. Kenaikan harga pakan dinilai masih dalam kondisi wajar, jelang musim panen berakhir. Ia pun menyarankan agar peternak lokal berafiliasi dengan pabrik agar mendapatkan harga yang lebih efisien. "Meskipun kebutuhannya tidak banyak, belum tentu dapat harga lebih murah. Dalam industri ini, semakin besar jumlah epsanan maka semakin efisien," ujarnya ketika dihubungi ROL, Ahad (21/4).
Dibandingkan dengan akhir tahun lalu, terjadi kenaikan harga untuk beragam jenis bahan baku pakan ternak. Fluktuasi harga bahan baku pakan terjadi sejak bulan Januari 2013 dan masih berlangsung hingga Maret 2013. Dua jenis bahan baku pakan yang naik misalnya jagung dan dedak.
Sebelumnya pakan jagung dihargai Rp 3.400 hingga Rp 3.500 per kg. Sudirman berpendapat harga jagung seharusnya masih bisa ditekan hingga di bawah angka Rp 3.000 per kg. Lalu untuk dedak, di pulau Jawa harganya mencapai Rp 2.000 per kg. Sebelumnya, harga bahan baku dedak Rp 1.800 per kg.
Sudirman meminta pemerintah untuk memberikan perhatian pada ketersediaan bahan baku pakan ternak tahun ini. Kebutuhan jagung saat ini mencapai 7 juta ton. Ia memperkirakan kebutuhan jagung ini akan naik seiring dengan meningkatkan permintaan pakan."Saya produksi sepanjang tahun ini kebutuhan akan naik sekitar 10 persen, yaitu menjadi 7,5 juta ton," katanya.
GPMT menilai strategi yang dilakukan pemerintah belum cukup untuk mengimbangi kenaikan permintaan. Pemerintah diharapkan mendorong pengembangan lahan jagung, antara lain di Kupang dan Lampung.
Potensi lahan yang bisa segera ditanam di Kupang sekitar 30 ribu hektare (ha). Jika dilakukan tanam jagung serentak, diperkirakan satu ha lahan bisa menghasilkan 5 ton jagung. Artinya, satu kali penanaman bisa menghasilkan 150 ribu ton jagung.
Sedangkan di Lampung, dalam setahun diperkirakan mampu memproduksi sekitar 2,5 juta ton. Namun panen kali ini hanya menghasilka kurang dari 500 ribu ton akiba lahan yang beralih fungsi. Masyarakat banyak yang memilih tanam singkong karena musim panen yang lebih sering.
Sudirman mengatakan pulau Jawa tak lagi bisa diandalkan untuk menambah produksi pakan ternak. Sedangkan daerah Medan, curah hujan yang tinggi membuat banyak biji jagung yang rusak. Selain itu, ia melihat daerah Sulawesi Selatan masih sangat menjanjikan untuk industri pakan ternak.