Sabtu 27 Apr 2013 14:22 WIB

Terpukul, Putri Sulung Uje Tak Punya Firasat Ayahnya Pergi

Rep: Alicia Saqina/ Red: Djibril Muhammad
Jenazah Ustaz Jefry Al Buchori ketika di semayamkan di rumah duka Perum Bukit Mas, Rempoa, Bintaro, Tangerang Selatan, Jumat (26/4).   (Republika/Yasin Habibi)
Jenazah Ustaz Jefry Al Buchori ketika di semayamkan di rumah duka Perum Bukit Mas, Rempoa, Bintaro, Tangerang Selatan, Jumat (26/4). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIPUTAT -- Putri sulung almarhum ustaz Jeffry Al Buchori, Adiba Khanza Azzahra, sangat terpukul atas kepergian sang ayah. Wajahnya panik dan tidak menangis. Namun ia marah-marah.

Ia menyesal, mengapa ia harus disekolahkan di sebuah boarding school, yang membuatnya tak bisa pulang ke rumah. Hal itu ia luapkan seraya berteriak.

Sebab, ternyata hingga akhir jenazah ustaz yang akrab disapa Uje ini dimakamkan, Adiba tidak juga diperbolehkan melihat wajah ayahnya.

"Diba sampai di rumah jam 04.00 WIB. Sampai ayahnya dimakamkan di Karet Tengsin, dia belum juga melihat (wajah Uje)," ujar Asyla teman satu sekolah dasar (SD) Adiba, sewaktu bersekolah di SD Islam Harapan Ibu, kepada Republika, Jumat (26/4) malam, di rumah duka, di Perumahan Bukit Mas, Ciputat.

Asyla pun tidak mengetahui mengapa putri pertama Uje itu tidak boleh melihat wajah sang ayah untuk terakhir kalinya. Ungkap Asyla, Jumat (26/4) dini hari itu, Adiba sedang berada di sekolahnya yaitu, di SMP Islam Insan Cendikia Boarding School. Sekitar pukul 03.00 WIB, Diba dijemput sang sopir untuk pulang ke rumah.

Asyla mengetahui semua hal detail ini, sebab sejak Jumat pagi dirinya berada di rumah Uje untuk menemani Diba. Anak perempuan berumur 13 tahun itu menceritakan segalanya pada Asyla.

"Saya di sini dari pagi. Awalnya, saya pikir saya di sini hanya sampai ayahnya Diba dibawa ke Istiqlal, habis itu pulang. Ternyata hingga saat ini. Saya mau menemani Diba. Kasihan Diba," tutur siswi kelas VII SMP N 29 Jakarta ini.

Sepanjang Jumat itu pun, ia dan Diba tidak bersekolah. "Jelas (Adiba) terpukul, namanya seseorang telah kehilangan orang tuanya," ucap remaja dengan panggilan Syla itu.

Asyla mengatakan, sambil marah-marah dan seolah tidak terima, Adiba berteriak. Ia mengatakan, ayah temannya telah berbuat curang pada putri sulungnya itu. Berdasarkan curahan hati Adiba, Asyla mengatakan, Uje curang tidak menemani di hari ulang tahunnya yang jatuh Juni mendatang.

"Abi curang, Diba sudah nemenin abi ulang tahun. Tapi, besok Diba ulang tahun Abi enggak nemenin," kisah Asyla menirukan perkataan Adiba padanya.

Tak hanya itu, dalam cerita yang diungkapkan Adiba pada temannya se-SD yang terletak di Pondok Pinang ini, Asyla menjelaskan putri pertama Pipiek itu baru-baru ini menerima materi pelajaran di sekolahnya tentang malaikat pencabut nyawa, Izrail.

Tetapi, tetap saja sahabatnya itu tidak menceritakan pada Asyla bahwa telah memiliki firasat kepulangan ayahhnya."Si Diba itu katanya malam itu (Kamis 25/4) di asrama mau tidur, tidak ada feeling apa-apa," tutur remaja berkaca mata ini.

Asyla bahkan menceritakan, beberapa minggu sebelum Adiba mendapatkan materi tentang malaikat pencabut nyawa itu, di sekolah dia juga menerima materi tentang cara memandikan jenazah.

Keterpukulan kakak tiga adik itu kian bertambah, saat ternyata Ahad (28/4) ini Adiba turut tampil dalam pagelaran tari Saman di sekolah. Tapi sayang, sang ayah tak bisa menyaksikan. Meski terpukul, remaja

kelahiran 2000 itu cukup tegar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement