Kamis 02 May 2013 08:06 WIB

Tiga Tersangka Baru Bom Boston Ditahan

Kepala kepolisian Boston, Ed Davis saat memberikan keterangan soal pemboman marathon Boston (foto: dok). Polisi Boston mengumumkan penangkapan 3 tersangka baru
Foto: AP
Kepala kepolisian Boston, Ed Davis saat memberikan keterangan soal pemboman marathon Boston (foto: dok). Polisi Boston mengumumkan penangkapan 3 tersangka baru

REPUBLIKA.CO.ID,DARMOUTH -- FBI dan kepolisian Boston menahan tiga tiga pria karena dianggap menghambat penyelidikan terhadap ledakan di Marathon-Boston. Tiga orang ini dijadikan sebagai tersangka.

Ketiga orang ini adalah dua warga Kazakhstan dan seorang warga Amerika yang berkuliah di kampus yang sama dengan pelaku bom Boston, Dzhokhar Tsarnaev di Universitas Massachusetts di Darmouth. dimana tersangka pelaku ledakan Dzhokhar Tsarnaev yang kini berada dalam tahanan.

Pihak kepolisian menuduh ketiga tersangka tersebut membantu Dzhokhar Tsarnaev pada hari-hari setelah dua ledakan tanggal 15 April lalu yang menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 250 lainnya.

 

Kedua warga Kazakhstan itu diidentifikasi sebagai Dias Kadyrbayev dan Azamat Tazha-yakov. Keduanya dituntut berkonspirasi menghancurkan barang bukti berupa komputer laptop dan sebuah tas punggung yang berisi kembang api milik Tsarnaev.

FBI mengatakan pihaknya telah mendapatkan kembali tas punggung tersebut dari sebuah tempat penampungan sampah, demikian pula bungkus kembang api yang isinya telah dikeluarkan.

 

Sementara warga Amerika, Robel Phillipos dituntut berbohong kepada pihak berwenang dalam penyidikan atas ledakan tersebut.

 

Ketiga pria tersebut berusia 19 tahun dan jika terbukti bersalah mereka bisa menghadapi hukuman penjara dan denda yang besar. Pihak berwenang mengatakan ketiganya akan tampil untuk pertama kali dalam sidang mengenai tuntutan itu, siang ini waktu setempat.

 

Kedua warga Kazakhstan itu sebelumnya telah ditahan selama lebih dari satu minggu atas dugaan pelanggaran visa pelajar. Para pejabat penegak hukum mengatakan keduanya datang ke Amerika untuk belajar di Universitas Massachusetts di Darmouth, kampus yang sama di mana Dzhokhar Tsarnaev terdaftar sebagai mahasiswa. Dzhokhar Tsarnaev pindah ke Amerika sepuluh tahun lalu dan menjadi warga negara Amerika lewat proses naturalisasi tahun lalu.

 

Para pejabat penegak hukum menekankan bahwa tidak ada ancaman baru dan bahwa tuntutan pelanggaran tersebut terjadi setelah peledakan.

 

Pihak berwenang selama berhari-hari telah mengatakan mereka yakin bahwa tersangka Tamerlan Tsarnaev – yang tewas dalam tembak menembak dengan polisi beberapa hari setelah ledakan itu, dan adiknya Dzhokhar Tsarnaev, bertindak sendiri. Meskipun tim penyidik mencari petunjuk mengenai apakah mereka mungkin dibantu orang lain dalam melakukan aksi peledakan itu.

sumber : VOA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement