REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan di tengah situasi krisis ekonomi yang ditandai dengan penurunan nilai ekspor maka peningkatan investasi di berbagai bidang termasuk minyak dan gas menjadi salah satu penyangga pertumbuhan ekonomi.
"Investasi di tingkat hulu sangat penting apalagi kita menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi di semua negara melambat. Termasuk negara kita yang semua itu disebabkan merosotnya ekspor ke negara lain," kata Presiden saat menerima Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Rudy Rubiandini di Kantor Presiden Jakarta, Selasa (7/5).
Kepala Negara mengatakan setelah keputusan Mahkamah Konstitusi mengenai BP Migas yang kemudian dibentuk SKK Migas, maka lembaga itu memiliki tugas antara lain memastikan pengelolaan investasi di bidang migas. "Kalau kita jelas dan betul memiliki strategi yang jitu, untuk menutup menurunnya ekspor kita perlu meningkatkan investasi di semua sektor termasuk migas oleh karena itu pemerintah berharap kinerja SKK Migas benar-benar baik," kata Presiden.
Selain mendengarkan laporan mengenai kinerja lembaga tersebut setelah tiga bulan dibentuk, Kepala Negara juga meminta pemaparan rencana kerja SKK Migas di masa mendatang. "Kita tahu ada penurunan produksi minyak itu alami, tetapi produksi gas bumi masih ada prospek dan peluang yang tinggi. Saya setuju rekomendasi Menteri ESDM, bukan lifting minyak saja yang diperhitungkan tapi juga lifting gas juga. Saya ingin tahu rencana ke depan," tegasnya.