Selasa 07 May 2013 17:06 WIB

Ibu Tega Bunuh Anak Tirinya yang Masih Bocah

Rep: Alicia Saqina/ Red: Citra Listya Rini
Kejahatan Pembunuhan (ilustrasi)
Foto: sandpaper.bitsaa.org
Kejahatan Pembunuhan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Malang nian nasib bocah perempuan bernama Widiastuti. Oleh seseorang yang seharusnya melindunginya, bocah berusia enam tahun itu justru harus meregang nyawa di tangan ibu tirinya sendiri.

Pada Selasa (7/5) pagi, sepetak rumah kontrakan yang terletak di Jalan Jatijajar II, RT 03 RW 09, Jatijajar, Kecamatan Tapos, Depok, digempari kerumunan warga. Warga terkejut, saat mengetahui di dalam rumah berukuran kurang dari 30 meter persegi, telah terjadi pembunuhan.

''Kami di sini sama sekali tidak ada yang tahu (peristiwa pembunuhan Widiastuti). Tahu-tahu sudah ramai saja. Justru kita tahu juga karena teman-teman wartawan ke sini. Katanya dari telinganya keluar darah apa,'' kata Kasmirah pengelola kontrakan, tempat sehari-hari Widiastuti tinggal, saat ditemui Republika di Depok, Selasa (7/5).

Kasmirah yang akrab disapa Bude ini mengatakan memang sehari-harinya ibu tiri Widi, Susanti, tipe orang yang tertutup. Apalagi untuk bertetangga. Setiap hari, Susanti hanya keluar rumah bila ada keperluan saja. ''Keluar itu kala ke warung sini, kalau habis nyuci terus jemur pakaian,'' kata Bude.

Berdasarkan penuturan para tetangga, wanita berumur 30 tahun yang kerap disapa Santi itu, juga selalu tidak memperbolehkan anak tirinya bermain di luar rumah. Tidak hanya bermain di luar rumah, bahkan bermain dengan anak-anak yang sebaya Widi pun tidak diperkenankan.

''Ya kalau saya lihat dari penampilan di wajahnya, si Santi itu jutek, judes gitu. Kalau ketemu ya melengos aja,'' ujar Astiah, tetangga Santi.

Warga lainnya, yang tinggal tidak jauh dari rumah kontrakan Santi, mengatakan, memang Widi merupakan anak yang penurut. Bocah perempuan cantik itu tidak pernah menangis dan melawan, jika Santi melarang dan menyuruhnya melakukan sesuatu. 

''Di rumah pun sehari-hari saya tidak pernah mendengar ada ribut-ribut,'' tutur Kartoyo, tetangga, yang rumah kontrakannya langsung bersebelahan dengan rumah Santi.

Kartoyo yang berprofesi sebagai tukang bakso ini pun mengakui, Widi merupakan bocah yang pendiam. ''Memang anaknya diem kok, kalem, penurut banget,'' kata dia.

Sehari-hari, Widi yang belum bersekolah itu memang hanya tinggal bersama ibu tirinya. Sebab sang ayah kandung, Untung Jayadi, banyak menghabiskan waktu bekerja di luar rumah sebagai kuli bangunan di RT 02 RW 09. Oleh para tetangga, Widi juga dikenal sebagai anak yang baik.

Di umurnya yang masih anak-anak itu, Widi sudah mampu membantu ibu tirinya menyelesaikan pekerjaan rumah.

''Anaknya mah pinter banget. Pinter shalawatan juga. Kalau diajak si ibunya kerja //nyetrika//, dia (Widi) itu yang bantu lipat-lipatin baju,'' terang Astiah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement