REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah laporan terbaru bagian penelitian Kongres AS mengungkapkan sanksi ilegal terhadap Republik Islam Iran kehilangan efeknya dan gagal menekan Teheran. "Efek strategis sanksi mungkin mereda karena Iran mampu menyesuaikan secara ekonomi," kata laporan Congressional Research Service (CRS) baru-baru ini.
Sanksi ilegal pimpinan AS terhadap sektor energi Iran bahkan menyebabkan "peningkatan tajam" ekspor nonminyak seperti komoditas pertanian, mineral dan produksi industri. "Tampaknya sanksi tidak bisa mengurangi pengaruh Iran maupun kemampuan strategisnya di Timur Tengah," tegas laporan itu seperti dilansir kantor berita IRNA.
Laporan itu juga menambahkan bahwa sanksi anti-Iran juga gagal menghalangi kemampuan Republik Islam untuk mengembangkan senjata defensif produk dalam negerinya. "Beberapa berpendapat bahkan melihat manfaat dari sanksi dalam jangka panjang bagi Iran dengan memaksa untuk mendiversifikasi ekonominya dan mengurangi ketergantungan pada pendapatan minyak," tambah laporan CRS itu. Laporan CRS juga mempertanyakan efektivitas sanksi anti-Iran dalam mengendalikan program energi nuklir Iran.
Pada awal tahun 2012, AS dan Uni Eropa menjatuhkan sanksi baru terhadap sektor keuangan dan minyak Iran dengan tujuan mencegah negara-negara lain membeli minyak dan melakukan transaksi dengan Bank Sentral Iran. Sanksi sepihak Barat dijatuhkan terhadap Iran atas tuduhan tak berdasar pengalihan program energi nuklir sipil menuju kepentingan militer.