REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Aksi kekerasan oleh kelompok ‘geng motor’ merambah Kota Semarang, Jawa Tengah. Seorang pemuda tewas setelah dianiaya sekelompok pemuda bermotor, Ahad (19/5) dinihari.
Nur Rohman (24) warga Kalialang Baru RT 006/ RW 007, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang tewas setelah menjadi bulan- bulanan pemukulan yang dilakukan oleh ‘geng motor’ ini.
Kurang dari empat jam setelah kejadian, empat dari belasan pelaku dapat diringkus oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Polsek Gajahmungkur, Semarang.
Empat pelaku yakni Edi Saputro (25) Rio Wahyu (18) dan Setyo Nugroho (25) warga Jalan Tumpang, Semarang. Sementara satu tersangka, Budi Setyono (19) merupakan warga Purwodadi, Kabupaten Grobogan.
Akibat penganiayaan tersebut, korban pun tewas dengan luka lebam, di beberapa bagian tubuhnya. Selain itu korban juga mengalami luka terbuka di bagian dahi sebelah kiri akibat dipukul dengan paving blok.
Informasi yang dihimpun Republika, peristiwa naas yang dialami pemuda ini terjadi di kawasan Taman Gajahmungkur depan Erevel Candi (makam Belanda), sekitar pukul 02.45 WIB.
Peristiwa penganiayaan ini bermula saat Nur Rohmad beserta delapan rekannya hendak pulang ke rumah masing- masing setelah menghabiskan akhir pekan dengan nongkrong di kawasan simpanglima.
Saat tiba di lokasi kejadian, rombongan yang mengendarai tiga sepedamotor ini tengah berhenti mencari lokasi buang air kecil. Saat yang sama salah seorang pelaku yang kebetulan lewat coba memanas-manasi dengan menggeber- geber gas.
Oleh korban Nur Rohman tindakan ini ditegur. Ditengarai teguran ini membuat pengendara sepeda motor yang berboncengan tersebut tersinggung.
Setelah meninggalkan korban ternyata keduanya datang kembali dengan membawa rekan- rekannya. “Setidaknya ada empat sepeda motor yang datang dan langsung menghampiri korban,” jelas Ivan (22), salah satu rekan korban, kepada wartawan.
Suasana memanas saat korban terlibat adu mulut dengan para pengendara yang menghampiri tersebut, hingga perkelahian tak tak terelakkan.
Perlawanan semakin tak seimbang setelah sejumlah orang kembali datang dan kemudian juga ikut mengeroyok korban hingga terjadi perlawanan yang tak imbang.
Dalam situasi ini beberapa rekan nongkrong korban pun menghindar dan memilih melarikan diri. “Banyak yang mengeroyok korban, setidaknya sekitar 10 orang lebih," lanjutnya.
Ivan juga menjelaskan, dalam perkelahian yang tak seimbang ini, korban mendapatkan pukulan bertubi- tubi dengan benda seadanya, seperti paving blok serta helm.
Penganiayaan baru berhenti setelah korban tak berdaya. “Setahu saya Nur mengalami luka lebam di tubuhnya akibat pukulan benda tumpul dan pelipis kiri atas terdapat luka terbuka,” tambahnya.