REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Prancis menggelontorkan dana pinjaman sebesar 175 juta dolar AS kepada Pemerintah Indonesia di bidang perkeretaapian. Dana pinjaman itu untuk membangun fasilitas perkeretaapian di Bandung dari Padalarang menuju Cicalengka.
Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono, mengatakan kerja sama ini sesuai dengan tujuan pemerintah untuk meningkatkan transportasi di Indonesia. ‘’Fokus awal Bandung,’’ kata dia di Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Selasa (4/6) siang.
Sesuai dengan Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah (DRPLN-JM) atau blue book Bappenas tahun 2011-2014, Bandung Urban Railway Transport Development, Electrification Padalarang – Cicalengka line membutuhkan total dana sebesar 175 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,71 triliun dengan asumsi 1 dolar AS Rp 9.800.
Rencana pembiayaan antara lain mixed credit dari Pemerintah Prancis, terdiri dari pinjaman perbendaharaan sebesar 100 juta dolar AS dan pinjaman Agence Francaise De Development (AFD) sebesar 57 juta dolar AS serta rupiah pendamping sebesar 18 juta dolar AS atau sekitar Rp 176 miliar.
Menurut Bambang, untuk awal pembangunan diprioritaskan di Bandung. Pasalnya, Kota Bandung termasuk kota terpadat. Peningkatan transportasi di bidang KRL ini bertujuan selain mengurangi penggunaan BBM juga untuk meminimalisir polusi udara.
Koridor Padalarang – Cicalengka memiliki panjang lintasan 42 kilometer. Dari total 42 km, sepanjang 20 km dari Padalarang-Bandung sudah jalur ganda, menggunakan sinyal elektrik, sinyal relay dengan track circuit DC. Sedangkan 22 km dari Bandung – Cicalengka merupakan jalur tunggal dengan sinyal mekanik.