REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Aksi kekerasan terhadap wartawan di beberapa daerah, mengundang keprihatian sejumlah jurnalis di Bali. Menyikapi kekerasan itu, puluhan wartawan di Denpasar, Rabu (19/6), melakukan aksi demo di depan Markas Polda Bali.
Aksi solidaritas dilakukan dengan menaburkan bunga sebagai simbol antikekerasan. Aksi damai itu dilakukan menyusul adanya tindakan kekerasan yang diterima wartawan Trans 7, Nugroho Anton di Jambi dan wartawan Mata Publik, Robby Kaleri di Ternate saat bertugas meliput aksi unjuk rasa menentang kenaikan harga bahan bakar minyak, Senin (17/6).
"Aksi ini untuk menyuarakan aspirasi kami bahwa kekerasan terhadap masyarakat sipil termasuk wartawan tidak dibenarkan," kata Koordinator Aksi, Wawan Kurniawan. Puluhan wartawan media cetak maupun media elektronik ikut dalam aksi demo itu. Mereka meletakkan kartu pers berserta sejumlah peralatan peliputan dan ditaburi dengan bunga.
Para wartawan juga membentangkan sejumlah poster yang antara lain bertuliskan "stop kekerasan terhadap jurnalis" dan "jurnalis bukan musuh". Beberapa jurnalis yang menyampaikan aspirasinya melalui pernyataan sikap, berharap agar kekerasan terhadap masyarakat sipil oleh aparat dihentikan.
Dalam aksi demo yang berlangsung sekitar 30 menit itu, para wartanwan diterima Kepala Sub-Bidang Penerangan Masyarakat, AKBP Sri Harmiti. Pada kesempatan itu Sri berjanji untuk meneruskan aspirasi para wartawan ke Kapolda Bali. "Kami akan sampaikan pernyataan sikap ini kepada pimpinan kami," ujar Sri.