REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Organda Jawa Timur mendorong Pemerintah untuk segera mengevaluasi penyusuaian tarif angkutan. Sebab adanya kenaikan harga BBM bersubsidi akan berdampak pada penjualan suku cadang kendaraan.
Wakil Ketua Organda Jatim, Firmansyah Mustafa mengaku tidak menyiapkan strategi khusus menyiasati kenaikan BBM bulan ini. Karena, pembayaran upah supir menggunakan sistem persentase, yaitu 15 persen dari pendapatan kotor.
"Tapi yang menjadi masalah adalah kenaikan spare part," kata Firman pada Republika saat dikonfirmasi, Jumat (21/6).
Menurutnya, saat isu kenaikan BBM masih menjadi wacana, pihak pedagang langsung menaikan harga suku cadang. Nanti saat BBM benar-benar naik, maka tarif tersebut justru semakin melonjak.
Dia menambahkan, semakin lama Pemerintah mengambil kebijakan untuk menaikan harga, maka pengusaha angkutan akan semakin merugi. Sebab, penjual suku cadang menjadikan momentum tersebut untuk terus menaikan harga.