Kamis 27 Jun 2013 11:12 WIB

Ribuan Guru di Tanjung Jabung Barat Belum Sarjana

Rep: Andi Nur Aminah/ Red: Hazliansyah
Perguruan Tinggi - ilustrasi
Foto: blogspot.com
Perguruan Tinggi - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- 42 persen guru-guru dari semua tingkatan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabar) belum sarjana. Padahal, UU Pendidikan Nasional mensyaratkan pada 2015 nanti seluruh guru harus sudah mengikuti program kesetaraan dan jenjang pendidikannya minimal sarjana (S1).  

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tanjabar, Wahidin mengatakan, jumlah guru yang ada di Tanjabar saat ini adalah 4.031 orang. ''Dari jumlah tersebut, ada 2.325 yang sudah sarjana,'' ujar Wahidin, di sela acara Penandatangan Perjanjian Tanoto Teacher Scholarship di Jambi, Kamis (27/6).  

Menurutnya, Disdik Tanjabar sudah menerapkan program kesetaraan guru. Ini untuk mengejar target pada 2015 seluruh guru di Tanjabar telah menuntaskan program sarjana S1. Wahidin mengatakan, total guru yang belum sarjana adalah 1.706 orang atau sekitar 42 persen.

Jumlah terbesar yang belum sarjana adalah guru SD yakni 1.146 orang. "Ini tantangan bagi kita orang. Jadi bagaimana mau bicara kualitas. Kalau nanti sampai 2015 belum sarjana, jadi apa namanya," ujar Wahidin.

Wahidin menyebutkan, saat ini dari 1.706 guru itu sebagian sedang mengiikuti program penyelesaian S1. Ada yang melalui prorgram Univeristas Terbuka (UT), beasiswa dari APBD, swadaya maupun dari bantuan dari berbagai proyek.

Namun dia mengatakan, masih ada sekitar 750 guru yang sama sekali belum mengikuti program kesetaraan tersebut. Menurutnya, ada kelompok guru yang sudah pasrah karena merasa sudah tua dan tinggal menunggu pensiun.

Namun ada pula kelompok guru yang diangkat dengan tidak memenuhi syarat. "Kelompok ini setelah jadi guru menjadi beban bagi kita, bagaiman agar mereka mengikuti program kesetaraan," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement