Kamis 27 Jun 2013 23:17 WIB

Kriminolog: Ironis, Truk Pengantar Dinamit Hanya Andalkan Terpal

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Yudha Manggala P Putra
Dinamit. Ilustrasi
Foto: media.rendip.external
Dinamit. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  SEMANGGI -- Kriminolog Univeritas Indonesia, Yugo Tri menyayangkan pengantaran barang berbahaya seperti dinamit yang dilakukan distributor bahan peledak, PT MNK, di Subang, Jawa Barat belum memperhatikan standar keamanan yang layak. 

Yugo, menanggapi hilangnya 250 batang dinamit saat diantarkan ke PT Batu Sarana Persada, perusahaan tambang di Bogor, Jabar Kamis (27/6), menilai ada beberapa hal yang terkesan ironis dalam kasus kehilangan tersebut.

Salah satunya, truk pengantar hanya mengandalkan terpal untuk menutupi bahan peledak yang diangkut. ''Ironi saja ya,'' katanya, Kamis (27/6).

Yugo menilai kehilangan tersebut merupakan kesalahan pihak yang mengantar dinamit. Mereka, kata dia, tidak sadar mengenai standar keamanan untuk mengantar barang yang sangat berbahaya dan bisa meledak kapan saja seperti itu.

Menurutnya barang berbahan peledak yang diangkut seharusnya dalam kondisi terkunci rapat, menggunakan truk boks misalnya. Pengantaran barang juga semestinya mendapat pengawalan lebih ekstra dari aparat kepolisian.

Apalagi selain berbahaya, truk tersebut harus melewati perjalanan yang panjang, yang setiap saat kemungkinan pencurian bisa terjadi. ''Mana SOP-nya, apalagi ada polisi di dalamnya,'' katanya.

seperti dilaporkan sebelumnya, sebanyak 250 dinamit dilaporkan hilang Kamis dini hari sekitar pukul 04.00 WIB saat tiba di lokasi PT Batusarana Persada.

Hilangnya ratusan dinamit itu setelah dilakukan pengecekan oleh kru dan kepala teknik tambang PT Batusarana Persada sekitar pukul 07.30 WIB, dimana terpal truk pengangkut dinamit sobek dan setelah di cek dua dus isi 250 dinamit atau 50 kg telah hilang. Pelaku pencurian diduga mengambil ratusan dinamit tersebut dengan cara merobek terpal truk.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement