REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Kelompok oposisi Suriah, Koalisi Nasional memilih Ahmad Jarba sebagai presiden. Keputusan itu diambil setelah pemungutan suara lanjutan diselenggarakan di Istanbul, Turki, Sabtu (6/7).
Jarba merupakan tokoh suku dari Provinsi Hasaka di bagian timur negeri tersebut. Ia dipandang memiliki hubungan erat dengan Arab Saudi. Ia mengalahkan calon kuat lain, pengusaha Mustafa Sabbagh yang didukung Qatar.
Xinhua melaporkan, kelompok oposisi Suriah sebelumnya menghadapi kebuntuan dalam memilih pemimpin baru saat 114 anggota penting memulai hari ketiga pertemuan mereka di Istanbul, Turki, Sabtu.
Di antara lima calon bagi ketua baru adalah Ahmad Jarba yang memiliki hubungan dengan Arab Saudi. Sedangkan Sekjen Koalisi Mustafa Sabbagh mendapat dukungan Qatar. Namun, tak seorang pun dari keduanya meraih mayoritas suara pada babak pertama pemilihan.
Oposisi Suriah telah lama terpecah akibat pandangan yang berbeda antara blok dukungan Arab Saudi, blok Ikhwanul Muslimin dan anggota dukungan Qatar. Mantan pemimpin koalisi itu meletakkan jabatan beberapa bulan lalu akibat perbedaan pendapat mengenai peluang pembicaraan dengan pemerintah Damaskus.
Selasa (2/7) Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry menjanjikan konferensi perdamaian mengenai Suriah bersama dengan Rusia. Penyelenggaraannya, mungkin setelah Agustus.
Konflik Suriah berkecamuk antara pasukan yang setia kepada Pemerintahan Presiden Bashar al-Assad dan mereka yang berusaha menggulingkannya sejak 15 Maret 2011. Hingga kini, telah menewaskan lebih dari 90 ribu orang.