REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Suhardi Alius menjelaskan, bom rakitan yang meledak di Tasik Malaya, semalam, ditempelkan pada sebuah panci presto.
Didalamnya, terdapat beberapa rangkaian yang dikemas dengan sedemikian rupa di antaranya detonator beberapa konten seperti gotri, kabel-kabel.
"Ada juga handphone sebagai pemicu untuk timer, tapi daya ledaknya tidak terlalu besar. Kalau dalam bom panci itu suaranya saja yang besar dan saat ini sudah diteliti oleh jibom," kata Suhardi.
Menurutnya, tidak ada kerusakan berarti akibat kejadian tersebut. Karena, pelaku tidak melempar 'bom' ke dalam, tetapi hanya di samping kantor Mapolsek. Selain itu, Suhardi memastikan tidak ada korban jiwa.
Saat ini, menurut Suhardi, kepolisian sudah memasang garis polisi untuk keperluan penyelidikan aksi teror bom tersebut. Sedangkan bom rakitan yang sempat meletus sudah diamankan unit Jibom untuk diidentifikasi. "Saya sudah perintahkan jajaran jibom brimob untuk juga sterilisasi," katanya.
Ia menjelaskan, berdasarkan laporan Kapolsek, sebelum kejadian ada dua orang menggunakan sepeda motor melempar bungkusan plastik hitam ke bagian sisi Polsek Rajapolah. Saat itu, ada sekitar 6 orang anggota disana.
Setelah motor itu lewat, kata dia, terdengar ada yang melempar sesuatu, kemudian terdengar suara letupan seperti mercon. Saat dilihat, keluar asap dan petugas langsung menyiramnya. Karena keliatan ada kabelnya, petugas langsung mensterilkan.
"Kami perintahkan jibom langsung ke lokasi untuk mengidentifikasi benda tersebut,'' katanya. Saat ini, kata dia, pengejaran terhadap pelaku pun sedang dilakukan. Untuk mengejar pelaku kepolisian juga melakukan razia.
Pihaknya, kata Suhardi, sudah meminta keterangan dari sejumlah saksi termasuk dari anggota yang ada saat kejadian ada di TKP.
Disinggung pelakunya diduga sama dengan teror bom sebelumnya di Tasikmalaya pada Mei lalu, Kapolda belum bisa berkomentar. Sebab hal ini pun tengah didalami oleh pihaknya. "Korelasinya belum kita simpulkan sekarang. Tim sudah bergerak ke sana,'' katanya.
Ia pun, menyayangkan, teror yang terjadi saat bulan Ramadan. Atas kejadian ini, Suhardi telah menginstruksikan kepada seluruh jajaran untuk meningkatkan keamanan.