REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain mengaku heran dengan turunnya surat izin Kapolri atas penyelenggaraan kontes kecantikan Miss World 2013 di Bali, Indonesia.
Dalam rapat koordinasi teknis penyelenggaraan Miss World 2013 yang dilakukan di Kemenko Kesra, Senin (26/8), Tengku menyatakan begitu rapat dimulai ia meminta waktu untuk menyampaikan surat penolakan dari MUI. Setelah selesai ia pun meninggalkan rapat yang masih berlangsung.
"Intinya kami menolak penyelenggaraan Miss World di seluruh wilayah Republik Indonesia. Yang saya sangat heran karena ternyata izin Kapolri sudah keluar," kata Tengku saat ditemui usai rapat.
Ia menambahkan, izin Kapolri tersebut dibuat berdasarkan surat rekomendasi Kapolda Jawa Barat, Kapolda Bali dan Kapolda Metro Jaya. Satu hal yang membuatnya heran karena sejak jauh hari Kapolres Bogor sudah mendapat surat keberatan dari seluruh ormas Islam seluruh Bogor dan MUI Bogor.
"Kok bisa tiba-tiba Kapolda Jabar mengeluarkan rekomendasi setuju padahal 90 persen komponen umat Islam menolaknya? Apa mereka mengabaikan aspirasi umat Islam?" kata Tengku seraya bertanya.
Meski Kapolri mengizinkan, Tengku menegaskan MUI tetap menolak kontes itu. Tanggung jawab kini berada di pundak Kapolri. Ia membantah kedatangan MUI dalam rapat diartikan sebagai sikap yang melunak. Ia memenuhi undangan untuk menyampaikan surat penolakan dan pergi setelahnya.
"Mereka menjabarkan pelaksanaan teknisnya dan saya tidak mau mendengar," ujar Tengku.
MUI Pusat pada 23 Agustus 2013 mengeluarkan surat penolakan ajang kecantikan Miss World. Ada enam poin yang menjadi pertimbangan. Salah satunya adalah Alquran Surat Al-Ahzab ayat 59 yang menyerukan agar kaum perempuan mengenakan jilbab.
Ajang Miss World 2013 rencananya akan berlangsung mulai 8 September mendatang di Jakarta dan Bali. Pro dan kontra pun mengemuka jelang perhelatan Miss World 2013.