REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara (Korut) dilaporkan mencoba mengekspor masker gas, senjata, dan amunisi ke Suriah. Namun, ekspor itu gagal dilakukan. Sebuah laporan menyatakan, Korut mencoba mengeskpor 1.400 senjata laras panjang dan pistol serta 30 ribu peluru. Mereka juga mencoba mengekspor masker gas untuk melindungi serangan senjata kimia. Namun pengiriman itu disita di Turki.
Laporan dari surat kabar Jepang, Sankei Shimbun mengatakan, kapal Libya yang diidentifikasi sebagai El En Ti Sar meninggalkan Korut ke Suriah awal tahun ini. Suratkabar itu menyebut sumber dari militer AS dan intelijen Jepang serta Korea Selatan. Turut disebut, otoritas AS percaya kapal itu akan dibongkar di Turki dan mengirimkan muatannya ke rezim Presiden Assad.
Turki dilaporkan menahan kapten kapal setelah dia mengaku tengah dalam perjalanan dari Korut dan membawa senjata ke Suriah. Korut dan Suriah dikatakan memiliki hubungan militer selama beberapa tahun. Laporan itu datang setelah panel PBB dan analis barat mengatakan Pyongyang mengirimkan senjata kimia ke rezim Assad.
Dalam laporan Huffington Post, Rabu (28/8), Korut telah membangun sedikitnya dua fasilitas senjata kimia di Suriah untuk presiden Assad. Laporan dari Korsel Chosun Ilbo pada Juni mengatakan Korut mentransfer teknologi yang memproduksi kimia ke Suriah.
"Setelah berpuluh tahun mendampingi militer, Korut dipercaya meningkatkan dukungan ke rezim Suriah," ujar laporan surat kabar Lebanon, Daily Star.