Senin 09 Sep 2013 08:19 WIB

Dicari: 21 Ribu Bidan untuk Jatim

Rep: Andi Ikhbal/ Red: A.Syalaby Ichsan
Logo Ikatan Bidan Indonesia
Foto: wordpress.com
Logo Ikatan Bidan Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Provinsi Jawa Timur dinilai masih membutuhkan sekitar 21 ribu bidang sebagai tenaga terampil yang membantu proses persalinan.  Saat ini, jumlah yang tercatat oleh ikatan bidan Indonesia (IBI) baru sebanyak 17 ribu orang.

Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Rasiyo mengatakan, angka tersebut belum sanggup mengakses 38 kabupaten/kota dengan beberapa kepulauan kecil lain.

Dengan adanya penambahan 21 ribu tenaga, maka dapat mencapai 38 ribu. Jumlah total tersebut baru dianggap mampu melayani penduduk dengan asumsi satu orang menangani 1.000 pasien.

“Sebab, kebijakan ke  depan, kami ingin menambah jumlah pondok kesehatan desa, di sana ada satu bidang dan perawat,” ujar Rasiyo saat memberikan sambutan pada acara Dies natalis ke IV dan Wisuda Akademi kebidaan Angkatan ke VI  di Utami Hotel, Sidoarjo belum lama ini.

Saat ini di Jatim, kata dia, sudah tersedia 8.506 pondok kesehatan desa dan 2.272 unit Puskesmas pembantu. Namun, targetnya nanti, bukan masyarakat lagi yang mendatangi lokasi pusat kesehatan, namun para dokter, perawat serta bidan.

Ketua IBI Jatim Endang menambahkan, bidan adalah ujung tombak keberhasilan dalam menangani kesehatan secara menyeluruh. Mulai dari penanganan gizi buruk, ibu melahirkan sampai dengan keberhasilan kelahiran bayi hidup.“Semua itu, membutuhkan tenaga professional dari seorang bidan,” katannya.

Dia berharap para lulusan bidan bisa mengaplikasikan ilmunya dengan membuka layanan praktek bersalin. Dengan begitu, dapat membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar untuk menjadi tenaga medis, administrasi, ataupun sebagai petugas kebersihan. Jangan sampai, para calon bidan ini justru ikut mengantre sebagai pegawai negeri sipil (PNS).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement