Jumat 13 Sep 2013 17:24 WIB

HRW: Tentara Assad Bantai 248 Warga

Tentara Suriah yang menari.
Foto: www.wtop.com
Tentara Suriah yang menari.

REPUBLIKA.CO.ID,  BEIRUT -- Pasukan pemerintah mengeksekusi setidaknya 248 orang di desa-desa Bayda dan Banias awal tahun ini, kata kelompok hak asasi manusia Human Rights Watch (HRW) Jumat meminta Damaskus bertanggung jawab.

Dalam satu laporan, kelompok yang bermarkas di New York itu mengatakan pihaknya menyusun satu daftar nama 248 orang yang dibunuh di dua desa di Provinsi Tartus pada 2 dan 3 Mei itu.

 

Tetapi laporan itu mengatakan jumlah itu mungkin jauh lebih tinggi, dan menyebut pembunuhan-pembunuhan itu "satu dari eksekusi-eksekusi paling singkat sejak awal konflik di Suriah".

 

Laporan itu datang saat masyarakat internasional mendiskusikan satu rencana bagi Suriah untuk menyerahkan senjata-senjata kimianya, setelah satu serangan senjata kimia yang menewaskan ratusan orang pada 21 Agustus di pinggiran Damaskus.

 

HRW mengatakan pembunuhan di Bayda dan Banias mungkin senjata-senjata lain juga digunakan dalam konflik Suriah itu.

 

"Saat perhatian dunia untuk menjamin pemerintah Suriah tidak lagi menggunakan senjata-senjata kimia terhadap penduduknya, kami tidak dapat melupakan bahwa pasukan pemerintah Suriah telah menggunakan senjata-senjata konvensional untuk membunuh warga-warga sipil," kata direktur HRW untuk Timur Tengah Joe Stork.

 

Pembunuhan itu tersebar luas dalam media Mei, dengan kelompok pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia menyebut jumlah akhir adalah 162 orang tewas di Bayda dan 145 orang dibunuh di Banias.

 

Kelompok itu mengatakan setidaknya 110.000 orang tewas sejak konflik Suriah dimulai Maret 2011.

 

Awal pekan ini, para penyelidik PBB mengatakan pasukan Presiden Bashar al-Assad "terus melakukan serangan-serangan yang luas terhadap penduduk sipil, melakukan pembunuhan, penyiksaan dan perkosaan dan penculikan seperti kejahatan terhadap kemanusiaan".

 

Desa-desa Bayda dan Banias berpenduduk mayoritas Sunni, sementara daerah-daerah sekitar itu banyak dihuni kelompok Alawi-- minoritas agama di mana Bashar adalah anggotanya.

 

Pembunuhan-pembunuhan itu dikecam oleh pihak oposisi saat itu sebagai satu "pembunuhan sektarian".

 

HRW mengatakan sebagian besar mereka yang tewas itu dieksekusi setelah militer terlibat pertempuran dengan pasukan pemberontak berakhir.  

 

HRW juga mendokumentasi pengeksekusian setidaknya 23 wanita dan 14 anak-anak termasuk bayi-bayi," kata laporan itu.

 

HRW mengatakan para saksi mata menyebut pasukan pro-pemerintah membakar puluhan mayat serta membakar dan menjarah rumah-rumah setelah pengeksekusian itu.

 

HRW mengimbau PBB mengajukan kasus di Suriah ke Pengadilan Pidana Internasional (ICC) dan menegaskan bahwa Damaskus diminta membantu satu penyelidikan PBB.

 

"Dewan Keamanan PBB memiliki kesempatan untuk mencegah pembunuhan pada masa depan -- tidak hanya oleh senjata-senjata kimia, tetapi dengan segala cara dan semua pihak -- dengan mengajukan masalah ke ICC," kata Stork.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement