REPUBLIKA.CO.ID, SEPATAN -- Keberadaan kerbau yang biasa menjadi hewan kurban mulai langka. Karenanya, harga kerbau merangkak naik dari sekitar Rp 13 juta menjadi Rp 15-20 juta per ekor.
Ya, setiap tahun pedagang kerbau mulai langka karena kalah dengan sapi dan domba atau kambing yang lebih menjadi hewan favorit untuk dikurbankan. Namun, bukan berarti tidak ada yang menjual.
Ari contohnya. Pedagang sekaligus peternak kerbau ini masih setia menjual hewan bernama latin Bubalus bubalis. Ia menjajakan kerbau dagangannya bersama pedagang hewan-hewan kurban lainnya di sepanjang Jalan Raya Mauk, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang. Kebanyakan pedagang di sana menjual sapi, kambing dan domba.
Jika lapak pedagang sapi ditutup terpal agar terhindar dari panas dan hujan, Ari membiarkan kerbau-kerbau dagangannya di lapangan rumput terbuka.
Pria berusia 40 tahun ini mengatakan, alasannya menjual kerbau karena mencintai hewan yang umumnya berkulit gelap tersebut. “Saya pelihara sendiri, total ada sembilan ekor. Tapi yang dijual delapan ekor,” tuturnya pada ROL, Sabtu (28/9).
Ia menjelaskan, delapan ekor kerbau yang dijualnya adalah jenis lokal berkulit hitam gelap. Sedangkan satu ekor kerbau yang tidak dijualnya adalah kerbau berwarna terang oranye kecoklatan, atau sering disebut kerbau bule.
Ari mengaku sudah banyak yang menawar kerbau bule miliknya. Namun, karena kerbau langka, ia tidak akan menjual kerbau yang telah dipeliharanya selama dua tahun tersebut.
“Sama seperti sapi harga kerbau juga naik, sudah langka sekarang mungkin disini cuma saya saja yang jual,” tutur Ari yang optimistis kerbau masih dicari orang yang hendak berkurban.