REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Warga Desa/Kecamatan Plered, Purwakarta, Jawa Barat, melaporkan kepala desa setempat ke institusi kepolisian. Laporan tersebut, terkait dengan dugaan penyelewengan beras miskin (raskin) lantaran pekan kemarin warga melihat langsung beras bersubsidi tersebut dijual ke sebuah toko beras di kawasan Pasar Citeko.
Edi (42 tahun), salah seorang warga, mengatakan, akhir pekan kemarin ia melihat ada truk yang terparkir di halaman kantor Desa Plered. Kemudian, ada aktivitas bongkar beras yang diketahui adalah raskin. Setelah proses bongkar selesai, truk tersebut pergi.
Selang beberapa jam datang lagi kendaraan terbuka lainnya. Kemudian, ada aktivitas pengangkutan beras dari dalam kantor desa ke kendaraan tersebut. "Kami, kemudian mencari tahu ternyata beras tersebut adalah raskin yang telah dikemas ulang dengan menggunakan yang tidak ada logo Bulognya," ujar Edi, Senin (30/9).
Ia mengungkapkan temuan itu didorong kecurigaan beras yang diangkut tersebut raskin. Sejumlah warga lalu membuntuti kendaraan yang membawa beras itu. Ternyata, kendaraan tersebut menuju salah satu toko beras yang ada di Pasar Citeko.
Kemudian, setelah dibongkar dari kendaraan, warga mendatangi pemilik toko beras itu. Tujuannya, untuk menanyakan apakah yang dijual itu raskin atau bukan. Ternyata, pemilik toko beras itu mengatakan beras tersebut raskin. Dia membelinya, dari kepala desa.
Bahkan, kata Edi, di toko beras tersebut telah menumpuk puluhan karung yang diyakini adalah raskin. Kepada Edi, pemilik toko tersebut telah membeli raskin sebanyak dua ton dari Desa Plered.
Berdasar temuan itu, lanjutnya, warga kemudian melaporkannya ke kepolisian terdekat. Penjualan raskin oleh oknum kepala desa ini merugikan masyarakat karena masyarakat yang akan membeli raskin kesulitan dengan alasan stoknya habis.
"Padahal, berasnya dijual ke toko," ujarnya, dengan nada emosi.