REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tersangka kasus suap sengketa Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Gunung Mas dan Lebak, Akil Mochtar, mengaku tidak mengenal Chairun Nisa dan Cornelis Nhalau yang bertamu ke rumahnya pada Rabu (2/10) malam.
"Ada orang datang tadi malam ke rumah saya sekitar jam sembilan (21.00 WIB), mengaku dari Kalimantan Tengah. Saya masih di dalam, lalu dikasih tahu ada tamu. Begitu keluar, ada orang KPK dan orang itu di teras bukan di dalam ruangan," kata Akil saat keluar dari gedung KPK Jakarta sekitar pukul 21.45 WIB, Kamis malam.
Petugas KPK menangkap Ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar, di kediamannya di kompleks Widya Chandra III No 7 bersama dengan anggota Komisi II dari fraksi Partai Golkar, Chairun Nisa, dan pengusaha Cornelius Nhalau pada Rabu sekitar pukul 22.00 WIB.
Meski ditahan dan diperiksa KPK hampir selama 24 jam, Akil tampak tenang saat menghadapi kerumuman wartawan yang menunggunya.
"Kemudian orang itu yang saya tidak kenal, satu perempuan dan satu laki-laki, nah dia apa namanya digeledah dan dari pengeledah itu didapat itulah," ungkap Akil.
Namun Akil mengaku tidak merasa dijebak oleh KPK. "Bukan dijebak, saya tidak tahu maksud dan kepentingannya apa," tambah Akil singkat.