Sabtu 19 Oct 2013 17:34 WIB

Chusnul: Orde Baru Biasa Melarang Orang Berdiskusi

Rep: Stevy Maradona/ Red: Karta Raharja Ucu
Chusnul Mariyah
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Chusnul Mariyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik UI, Chusnul Mariyah menilai aneh penjemputan Badan Intelejen Negara (BIN) terhadap mantan ketum Partai Demokrat, Subur Budhisantoso. Penjemputan Subur itu beberapa jam sebelum dia akan berbicara dalam dialog politik, Jumat (18/10).

Menurut Chusnul, kalau memang benar ada halangan dari BIN itu, maka situasinya sudah mirip Orde Baru. "Di zaman Soeharto itu biasa," kata Chusnul saat berbincang dengan ROL, Sabtu (19/10).

Ia menjelaskan, kalau berbicara demokrasi maka ada kebebasan berserikat dan berbicara. Karena itu, siapapun yang menghalangi kebebasan berserikat dan berbicara itu melanggar HAM. Apalagi sampai ada larangan berbicara di satu forum. "Ngapain? Itu kan pendekatan otoriter," kata Chusnul lagi.

Chusnul lalu menceritakan situasi saat dirinya masih kuliah. Mahasiswa berkesempatan mengundang tokoh pergerakan Tan Malaka untuk berdiskusi. Orde Baru langsung bertindak. Empat panitia diskusi yang mengundang Tan Malaka itu langsung dipecat dari universitas.

Dalam peristiwa Jumat kemarin, Chusnul sebelumnya mengatakan PPI mengadakan dialog bertajuk dinasti politik dan politik meritokrasi, Jumat siang. Diskusi ini menghadirkan tiga pembicara, yakni pengamat politik UI, Chusnul Mariyah; mantan ketum DPP PD, Subur Budhisantoso; dan anggota DPR Bambang Soesatyo. Namun sampai jelang diskusi, Subur dan Bambang tidak muncul.

Sesaat sebelum diskusi dimulai, M Rahmad moderator diskusi mengatakan Bambang berhalangan hadir. Sementara untuk Subur, "Kita dikabarkan tadi oleh panitia (diskusi) bahwa pukul 09.00 WIB beliau (Subur) dijemput oleh staf BIN," kata Rahmad dalam video YouTube berjudul 'Pembicara Rumah Pergerakan Dijemput Staf BIN'.

Video diunggah 18 Oktober kemarin. Video berdurasi 03.32 menit ini sudah ditonton oleh sedikitnya 1.500 pengguna youtube. Dalam keterangannya tertera: Dialog Pergerakan dengan tema Dinasti vs Meritokrasi Politik batal menghadirkan Prof Subur Budhisantoso karena yang bersangkutan dijemput oleh staf BIN beberapa jam menjelang acara.

Kabar yang beredar di lokasi dialog adalah Bambang Soesatyo berhalangan hadir, sementara Subur dijemput staf BIN, Jumat pagi. "Kata panitia, Kepala BIN ingin berbicara dengan Pak Subur," kata Chusnul, Sabtu (19/10). Ia mengaku heran dengan 'penjemputan' itu.

"Ngapain Pak Subur ke Pejaten Kalibata (kantor BIN). Biasanya kalau mau ketemu (kepala BIN) kan tidak langsung dibawa," ujarnya lagi.

Kepala BIN Letjen Marciano Norman sampai berita ini diturunkan belum dapat dihubungi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement