Jumat 01 Nov 2013 09:10 WIB

Lemsaneg: Informasi Negara Terlindungi Meski Disadap Amerika

Rep: Ira Sasmita/ Red: Karta Raharja Ucu
Serang cyber - ilustrasi
Serang cyber - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) memastikan informasi strategis negara tetap terlindungi dan aman, meski ada kemungkinan data tersebut telah diretas dan disadap pihak tertentu, dalam hal ini Amerika Serikat.

"Sesuai dengan tupoksi Lemsaneg, kami berkewajiban untuk menjamin bahwa informasi strategis negara tetap dapat dilindungi dan aman walaupun telah disadap," kata Kepala Lemsaneg, Mayjen TNI Djoko Setiadi, Jumat (1/11).

Djoko mengatakan, pada prinsipnya tidak ada satupun sarana komunikasi yang tidak bisa disadap. Ancaman penyadapan untuk memperoleh informasi strategis dapat dilakukan siapapun.

Jika pihak asing melakukan penyadapan, menurut Djoko, mereka tidak akan dapat mengetahui apa isi dari data yang disadap. "Mereka tidak akan dapat mengetahui apa isinya karena telah dienkripsi (disandikan)," ujarnya.

Terkait dugaan penyadapan oleh AS, Lemsaneg dikatakan Djoko akan melakukan pencermatan dan mengambil langkah yang paling tepat. Untuk meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian serta menjamin pengamanan terhadap informasi yang dikelola dengan teknik-teknik pengamanan tertentu.

Upaya yang dilakukan Lemsaneg dalam mendukung terciptanya stabilitas keamanan negara di antaranya menyiapkan perangkat keras, perangkat lunak, kebijakan, infrastruktur. Serta menyiapkan sumber daya manusia yang bisa dimanfaatkan oleh Pemerintah pusat dan Daerah, TNI, POLRI, BUMN dan BUMD. Untuk mengantisipasi kerawanan penyadapan oleh pihak asing.

Selain itu, Lemsaneg selalu menyelenggarakan sosialisasi pengamanan pengelolaan informasi berklasifikasi kepada seluruh penyelenggara negara. "Agar meningkatkan security awareness dan security mindedness serta menggunakan persandian," ujar Djoko.

Sebelumnya, seperti dikutip dari koran terbitan Australia, Sydney Herald Tribune, Kedutaan Besar AS di Jakarta masuk dalam daftar 90 pos yang disebut memiliki fasilitas penyadapan. Informasi ini berdasarkan keterangan mantan analis Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika, Edward Snowden.

Bangkok, Kuala Lumpur, dan Yangon adalah lokasi lain di Asia yang disebut dalam daftar itu sebagai pos penyadapan Negeri Paman Sam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement