REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Praktik korupsi berpotensi meningkat pada tahun politik 2014, kata Direktur Eksekutif Pusat Kajian Anti-Korupsi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Zainal Arifin Mochtar.
"Bukan dikarenakan pergantian tahun, tapi kondisi politik membuat potensi (korupsi) yang semakin tinggi pada 2014," kata Zainal di Yogyakarta, Rabu (4/12).
Menurut dia, praktik korupsi pada 2014 akan banyak bermunculan dengan berbagai modus antara lain berupa lelang fiktif, perjalanan dinas serta ketidakteraturan perizinan yang didukung oleh otonomi daerah.
"Konsep otonomi daerah yang keliru masih menjadi faktor yang rentan mendukung praktik koruptif di berbagai daerah," kata dia.
Menurut dia, pemberantasan korupsi pada 2014 bergantung dengan kemampuan negara membangun sistem yang baik dan antikorupsi dengan mendapat dukungan dari masyarakat.
"Itu bergantung kemampuan kita membangun sebuah sistem yang baik dan baru," kata Zainal.
Selanjutnya, menurut dia, hasil Pemilu 2014 baru akan memberikan perubahan pada 2015. Anggota legislatif serta presiden terpilih pada Pemilu 2014,kata dia, akan menjadi penentu harapan terwujudnya pemerintahan yang bersih pada 2015.
"Apakah pada 2015 ada harapan atau tidak itu bergantung pada hasil 2014," kata pengajar di Fakultas Hukum UGM ini.