REPUBLIKA.CO.ID, MANAMA -- Tantangan terbesar dalam pengembangan keuangan syariah adalah kebutuhan integrasi dalam arsitektur global. Direktur Eksekutif Pengawasan Perbankan Bank Sentral Bahrain, Khalid Hamad memastikan kepatuhan yang diperlukan bukan hanya pada prinsip-prinsip syariah tetapi juga standard yang dapat diterima secara internasional.
"Perilaku dan disiplin sangat penting jika perusahaan ingin sukses," ujarnya dalam seminar yang diadakan Pasar Keuangaan Syariah Internasional (IIFM), seperti dikutip Gulf Daily News, Kamis (5/12).
IIFM adalah sebuah organisasi non profit berbasis di Bahrain yang bertujuan memfasilitasi unifikasi, harmonisasi dan reformasi hukum di pasar keuangan syariah. Hamad mengatakan saat ini IIFM bekerja pada beberapa proyek penting, seperti standardisasi sukuk dan lebih banyak produk hedging. "Semua proyek ambisius ini membutuhkan dukungan keuangan yang cukup besar," kata dia.
Oleh karena itu, dukungan industri sangat diperlukan. Dia pun mendesak lembaga-lembaga non anggota mulai bergabung dengan IIFM. "Dengan memiliki lebih banyak anggota, IIFM akan berkontribusi lebih banyak untuk pertumbuhan berkelanjutan dari industri keuangan syariah," ujarnya.
Menurutnya ada peluang besar yang bisa dimanfaatkan secara global untuk keuangan syariah, bukan hanya di kalangan komunitas investor Muslim, tetapi di pasar keuangan global. "Standard tinggi dari keterbukaan, transparansi dan tata kelola akan memastikan tingkat kepercayaan investor yang mengarah pada pengembangan pasar yang kuat dan kredibel," kata Hamad.