Jumat 13 Dec 2013 04:16 WIB

Hakim Banyak Selingkuh karena Sistem?

Red: Endah Hapsari
Selingkuh/ilustrasi
Foto: telegraph.co.uk
Selingkuh/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Komisi Yudisial Taufiqurrahman Syahuri menyatakan maraknya hakim selingkuh dimungkinkan karena pemberlakuan sistem mutasi setiap dua sampai tiga tahun sehingga jauh dari keluarga.

"Sudah ada lima (hakim dilaporkan selingkuh) itu banyak. Barangkali ini karena sistem wajib mutasi setiap dua-tiga tahun sekali," kata Taufiqurrahman saat menguji salah satu Calon Hakim Agung Maria Anna Samiyati, di Gedung Komisi Yudisial.

Sebelumnya ada beberapa laporan yang masuk kepada Komisi Yudisial terkait perselingkuhan hakim. Salah satunya adalah dugaan perselingkuhan yang dilakukan Hakim Pengadilan Negeri Muara Tebo Jambi berinisial ES dan MA yang kasusnya masih ditangani KY.

Taufiqurrahman berpesan kepada Maria Anna apabila lolos menjadi Hakim Agung nantinya agar mengkaji sistem mutasi yang diwajibkan bagi para hakim. Sebab fenomena perselingkuhan hakim menurut Taufiqurrahman sangat memprihatinkan.

"Kalau ibu nanti di Mahkamah Agung coba berikan solusi. Barangkali meskipun mutasi, tapi bisa diikutkan keluarganya, karena memprihatinkan sekali masalah kehidupan hakim ini apalagi dengan (fakta) gaji hakim yang cukup lumayan. Dulu tidak ada itu (perselingkuhan)," ujar dia.

Menyikapi fenomena itu Maria Anna berpendapat bahwa perselingkuhan tidak disebabkan oleh sistem yang ada, namun bergantung kepada individu hakim masing-masing. "Menurut saya tidak (bukan karena sistem), itu dari diri kita sendiri, dari internal pribadi yang tidak mempunyai daya tahan. Selama ini kan banyak juga yang tidak melanggar," kata Maria Anna.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement