Rabu 01 Jan 2014 16:50 WIB

Halqi: Kemenangan Diplomatik Suriah Karena Dukungan Rusia, Cina dan Iran

PM Suriah Wael al-Halqi
Foto: ibtimes
PM Suriah Wael al-Halqi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah Suriah meraih sejumlah kemenangan penting diplomatik berkat dukungan sekutunya, termasuk Rusia, Iran dan Cina, kata Perdana Menteri Wael al-Halqi pada Selasa.

"Hubungan Suriah dengan Iran kuat dan kokoh, juga hubungan dengan negara sahabat lain, termasuk anggota BRIC," kata perdana menteri itu mengacu pada Brazil, Rusia, India dan Cina.

Halqi mengeluarkan pernyataan-pernyataan itu dalam sidang akhir parlemen tahun 2013.

PM Suriah itu tidak menyebut tentang veto-veto Rusia dan Cina pada resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengecam pemerintah Suriah.

"Dengan sikap seperti itu, Suriah meraih kemenangan diplomatik dalam periode sebelumnya," kata Halqi.

"Tanpa dukungan itu, keadaan akan berbeda, termasuk tekanan lebih kuat dan agresi terhadap Suriah," katanya.

Ia mengacu pada ancaman serangan militer AS terhadap Suriah sebagai balasan bagi serangan senjata-senjata kimia yang mematikan dekat Damaskus pada Agustus.

Tetapi aksi militer itu tidak perah dilaksanakan setelah AS dan Rusia mencapai satu kesepakatan bersejarah mengenai pemusnahan senjata kimia Suriah yang ditetapkan dalam satu resolusi Dewan Keamanan PBB.

"Keputusan bersejarah dan paling penting adalah keputusan Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk melaksanakan Konvensi Senjata Kimia," kata Halqi, dan menambahkan bahwa Suriah telah menghindari "agresi tertentu".

"Dukungan dari negara-negara sahabat di dunia yang dipimpin Rusia,Cina dan Iran memungkinkan kita mencapai satu perjanjian mengenai pemusnahan (industri) senjata kimia."

Perdana menteri itu mengharapkan bahwa ini akan memungkinkan Suriah memperoleh "kemenangan-kemenangan serupa pada masa depan," termasuk dalam konferensi perdamaian yang menurut rencana akan diselenggarakan di Swiss pada 22 Januari.

Di medan tempur, Halqi mengatakan ia mengharapkan satu "kemenangan penting" bagi pemerintah Presiden Bashar.

Kelompok pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) Selasa mengatakan lebih dari 130.000 orang tewas dalam konflik yang meletus sejak Maret 2011.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement