REPUBLIKA.CO.ID, JENIN -- Petinggi Hamas di Tepi Barat, Wasfi Kabha, menilai bahwa ide Menlu Amerika Serikat, John Kerry, yang mengajukan sembilan usulan sebagai solusi dalam 'Perjanjian Kerangka' antara Otoritas Palestina dan Penjajah Israel, jauh lebih buruk dari usulan di perjanjian Oslo dan Camp David.
Itu terutama usulan berkaitan pada isu-isu sensitif seperti Al Quds, keyahudian negara, pengungsi Palestina dan pertukaran tanah.
Kabha memperingatkan bahwa terus dalam proses perundingan tidaklah cukup. Dengan 'Perjanjian Kerangka' seperti usulan Kerry, Palestina tidak akan mungkin mewujudkan sebuah negara dengan kedaulatan penuh dan ibukota Al Quds.
''Usulan tersebut sebaliknya merupakan pelonggaran terhadap konstanta-konstanta nasional dan pengaburan afiliasi nasional serta menghapus identitas generasi baru serta mencabik-cabik keharmonisan sosial Palestina dan menghancurkan ikatan dan nilai sosial dan moralnya,'' kata Kabha seperti dikutip Infopalestina.
Dia menambahkan sekarang adalah saatnya perunding Palestina terus terang kepada rakyat Palestina atas semua yang terjadi dan kegagalan mereka selama 20 tahun lebih dalam mengemban obsesi rakyat Palestina.
Kabha menyerukan perunding Palestina mengungkapkan kehendak dan obsesi rakyat serta mengambil kembali haknya yang dirampas penjajah Zionis untuk bebas dan merdeka.
''Rakyat Palestina yang telah menolak perjanjian Oslo jelas tidak akan menerima perjanjian yang lebih burk dari Oslo,'' katanya.