REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT -- Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan, Valerie Amos, Rabu (15/1) petang, mengatakan bahwa sumbangan yang diterima PBB dari negara-negara pendonor untuk Suriah akan diberikan pada yang membutuhkan.
Komisioner Tinggi Badan Pengungsian PBB (UNHCR), Antonio Guterres, pun meyakinkan hal tersebut. "Kita sangat berhati-hati agar donasi tersebut sampai pada orang yang membutuhkan. Saya yakin uang yang diterima diberikan secara efektif pada rakyat Suriah," ujar Gutteres, seperti dilaporkan Republika, Kamis (16/1).
Ditanyai mengenai sisa uang yang masih dibutuhkan PBB untuk Suriah, Amos mengatakan bahwa PBB menggalang dana setiap waktu, tak hanya ketika konferensi. Ia mencontohkan bahwa beberapa negara menyumbang dua kali lipat dari yang telah mereka sumbangkan ketika konferensi.
Amos sangat berharap tidak ada lagi Konferensi Internasional Donor untuk Suriah untuk yang ketiga kali. Pasalnya, jika konferensi tersebut masih harus digelar, kondisi Suriah berarti masih buruk. "Oleh karena itu, mencari solusi politik adalah keharusan," katanya.
Ia juga meminta agar negara-negara tetangga Suriah selalu membuka perbatasan bagi pengungsi Suriah yang ingin masuk. PBB tengah bernegosiasi dengan negara-negara tetangga tersebut agar memberlakukan kebijakan visa yang lebih terbuka. "Saya tak mau lagi mendengar ada pengungsi tenggelam karena perbatasan ditutup," ujarnya.
Gutteres mengatakan, Suriah dalam kurun waktu yang singkat, berubah menjadi negara yang menerima banyak pengungsi menjadi negara yang memproduksi pengungsi tercepat. Menurutnya, Suriah sudah sangat baik pada pengungsi tersebut. Sekarang saatnya Suriah dibantu.