Kamis 16 Jan 2014 12:56 WIB

Opium Masuk Papua, Pelajar Jadi Korban

 Badan Narkotika Nasional (BNN).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Badan Narkotika Nasional (BNN).

REPUBLIKA.CO.ID, SENTANI -- Seorang pelajar di Timika, Kabupaten Mimika, Papua diketahui mengkonsumsi narkoba sejenis opium.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Papua Antonius Kadarmanta mengatakan hal ini diketahui pihaknya ketika melakukan tes urine bagi pelajar yang ada di Timika.

"Opium ini setelah kami selidiki diperoleh dari pengedar bukan ditanam sendiri oleh pelajar tersebut," tandasnya kepada Antara di Sentani, Kamis.

Ia menuturkan selama melakukan pengawasan di wilayah Papua, belum pernah ditemukan adanya pengedar maupun pemakai narkoba yang menanam sendiri narkobanya. Namun, kebanyakan memperolehnya dari pengedar di pasaran.

"Sedangkan untuk narkoba jenis opium ini, baru kali ini ditemukan karena biasanya yang ditemukan adalah jenis ganja yang biasanya berasal dari Perbatasan RI-PNG (Papua Nugini)," ujarnya.

Menurutnya, tren penggunaan narkoba ini dari tahun ke tahun terus meningkat secara nasional. Misalnya saja dari tahun 2004, penggunanya hanya mencapai 3,2 juta, pada tahun 2008 meningkat menjadi 3,6 juta, pada tahun 2011 meningkat menjadi 3,8 juta dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 4,7 juta.

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.

Semua istilah ini, baik "narkoba" ataupun "napza", mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya.

Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement