Jumat 17 Jan 2014 14:37 WIB

Serobot Teritori RI, Australia Minta Maaf

Rep: Alicia Saqina/ Red: A.Syalaby Ichsan
Bendera Australia dan Indonesia. Ilustrasi.
Foto: brecorder.com
Bendera Australia dan Indonesia. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Australia akan meminta maaf kepada Indonesia setelah angkatan lautnya melanggar batas kedaulatan teritorial Tanah Air beberapa kali. Permintaan maaf itu akan dilakukan Australia lpada Jumat (17/1). 

 Australia mengatakan, pelanggaran tersebut jelas memiliki alasan. Mereka melakukannya sebagai bagian dari kebijakan kontroversial pemerintah PM Tony Abbott itu, dalam menghentikan kapal yang akan membawa calon pencari suaka masuk ke perairan Australia. 

 Menteri Imigrasi Australia Scott Morrison mengatakan, sebelumnya di pekan ini pihaknya telah memberitahu terkait ‘pelanggaran tidak sengaja’ itu kepada Indonesia.

Ia menjelaskan, ‘pelanggaran’ tersebut kemungkinan akan terjadi beberapa hari dan Australia segera menginformasikannya kepada angkatan laut Indonesia. 

Untuk meluruskan persoalan kedaulatan antardua negara ini, Australia pun bersikap. Morrison mengatakan, Menteri Luar Negeri (Menlu) Julie Bishop ingin secepatnya berkomunikasi dan membahas hal ini dengan Menlu Indonesia, Marty Natalegawa.

Namun, ungkapnya, Australia belum mampu mencapai komunikasi dengan mitra tetangganya itu. 

 Dalam ungkapan maafnya melalui Marty Natalegawa nanti, Australia juga ingin meminta maaf secara resmi kepada Indonesia dan membahas pelanggaran kedaulatan yang terjadi. Pernyataan minta maaf secara resmi itu Australia sampaikan melalui Kedutaan Besarnya di Jakarta, Jumat (17/1) sore.

Morrison pun menyatakan, pihaknya sangat menyesali pelanggaran teritorial yang telah dilakukan negaranya. Tetapi di saat yang sama, Australia juga akan mempertahankan haknya untuk melindungi perbatasan negara mereka.

"Kami telah menawarkan permintaan maaf. Kami mengerti benar apa yang telah terjadi antara negara kami dengan Indonesia dan juga hari ini,’’ ujarnya kepada wartawan, seperti yang dilansir Reuters, Kamis (16/1).

Ia pun melanjutkan, Australia tentu juga tidak akan membiarkan permintaan maaf yang dilakukan bakal menghalangi langkah mereka untuk tetap menghentikan perahu-perahu pencari suaka. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement