Sabtu 18 Jan 2014 04:07 WIB

Penyiksaan TKI Masih Menjadi PR

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Djibril Muhammad
 Seorang pekerja migran membawa foto pekerja asal Indonesia Erwiana Sulistyaningsih, saat berunjuk rasa di luar gedung Konsulat Indonesia di Hong Kong, Kamis (16/1).  (AP/Kin Cheung)
Seorang pekerja migran membawa foto pekerja asal Indonesia Erwiana Sulistyaningsih, saat berunjuk rasa di luar gedung Konsulat Indonesia di Hong Kong, Kamis (16/1). (AP/Kin Cheung)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut data BNP2TKI pada tahun 2013 lalu, TKI Indonesia mengirim uang ke kampung halaman sebesar Rp88 triliun.

Sayangnya penyiksaan TKI masih saja menjadi PR untuk pemerintah Indonesia untuk bisa segera diselesaikan. Kali ini penyiksaan terjadi terhadap Erwiana Sulistyaningsih, TKI asal Ngawi, Jawa Timur yang baru saja bekerja di Hongkong.

Kini, Erwiana harus pulang dengan kondisi tubuh penuh luka akibat siksaan majikannya. Erwiana mulai bekerja di Hongkong sejak 13 Mei 2013 lalu namun dipulangkan pada tanggal 10 Januari 2014 ini.

Aktivis perempuan yang concern pada masalah luar negeri, Lathifa Anshori, menyesalkan Erwiana yang tidak melaporkan kepada pihak KJRI.

"Bagaimanapun TKI adalah warga negara Indonesia (WNI) yang pasti akan dibantu di KJRI," ujar Lathifa di Jakarta, Jumat (17/1).

Lathifah menyebutkan dua alasan yang mengakibatkan WNI yang tidak melaporkan diri ke KJRI. "Karena tidak tahu dan karena tidak berani," ujarnya.

Alasan tidak tahu seharusnya bisa diatasi dengan adanya sosialisasi tentang peran KJRI dalam masa pelatihan tenaga kerja.

Namun dari beberapa pengalaman ada oknum KJRI yang menyuruh TKI untuk mengurusi masalah mereka sendiri hingga membuat para TKI tidak berani untuk melaporkan diri. "Semoga saja tidak seperti itu," kata Lathifa.

Lebih lanjut Lathifa menjelaskan terkadang para majikan di luar negeri merasa superior sehingga tidak takut untuk menyiksa pekerjanya. Oleh sebab itulah dia mendesak pemerintah untuk membuat hukum serta pelaksanaan yang tegas untuk melindungi TKI.

"Kalau bangsa asing tahu sebesar apa bangsa kita, tentu hal seperti ini tidak akan terjadi," katanya menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement