REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Mantan staf Intelijen Amerika Serikat (AS) yang membeberkan dokumen rahasia, Edward Snowden, mungkin telah bekerja sama dengan Rusia. "Saya percaya ada alasan mengapa ia (Snowden) akhirnya berada di pelukan seorang agen di Moscow," ujar Ketua Komite Intelijen DPR AS, Mike Rogers, di satu acara stasiun televisi setempat, Senin (20/1).
Rogers tidak memberikan bukti kuat untuk mendukung klaimnya. Sementara FBI tetap berkeyakinan bahwa Snowden bertindak sendiri.
Snowden diberikan suaka sementara di Rusia. Mantan staf kontrak Badan Keamanan Nasional itu menghadapi dakwaan spionase di Amerika Serikat, tetapi ia menegaskan tidak menyerahkan dokumen apa pun ke pemerintah asing.
Rogers berkata bahwa apa yang berhasil dilakukan Snowden diluar kemampuan teknisnya. "Tampaknya ia menerima bantuan dan ia mencuri hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan privasi, misalnya data militer AS dalam jumlah besar," ujar Rogers.
Pekan lalu, informasi terbaru yang dibocorkan Snowden mengisyaratkan bahwa AS telah mengumpulkan dan menyimpan hampir 200 juta pesan pendek setiap hari dari seluruh dunia, seperti dilaporkan oleh kabar The Guardian dan saluran televisi Channel 4 News.