REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum Ekonomi Dunia (WEF) beri penghargaan “Global Statesmanship Award” kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Selama masa pemerintahannya, Presiden SBY dianggap memberikan hasil terutama dibidang ekonomi dan pembangunan.
Menurut, Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah, Presiden SBY memilih untuk tidak hadir karena bencana alam yang terjadi di Tanah Air. Dia mengatakan, presiden kali ini tidak bisa hadir di Davos karena akan bertemu dengan para pengungsi letusan Gunung Sinabung di Sumatra Utara.
"Forum tersebut berencana memberi penghargaan 'Global Statesmanship Award' kepada Presiden SBY atas berbagai capaian Indonesia selama masa pemerintahan beliau, utamanya di bidang ekonomi dan pembangunan. Penghargaan serupa telah pernah diberikan kepada dua kepala negara: Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Meksiko Felipe Calderón Hinojosa," kata Faizasyah, Rabu (22/1).
WEF tahun ini berlangsung sejak 22-25 Januari 2014. WEF merupakan forum elite yang mempertemukan para pemimpin dunia dengan kalangan pebisnis kelas kakap. Forum tersebut setiap tahunnya berlangsung di Davos, Swiss. Selain mendapatkan penghargaan, Presiden juga diundang untuk jadi pembicara di forum eliet tahunan yang berlangsung di Kota Davos, Swiss.
Menurut Faizasyah, undangan kepada SBY untuk menjadi pembicara kunci di Davos disampaikan langsung oleh Ketua Eksekutif WEF, Professor Klaus Schwab, melalui surat. Lewat surat pula, Presiden SBY mengucapkan terima kasih sekaligus meminta maaf karena tidak bisa hadir dalam forum tersebut.
“Dalam suratnya kepada Professor Schwab, Presiden SBY mengemukakan bahwa Indonesia sedang dilanda beberapa bencana alam di saat yang kurang lebih bersamaan: erupsi Gunung Sinabung yang mengakibatkan ribuan warga Sumatera Utara mengungsi; serta banjir dan longsor di Sulawesi Utara dan banjir di Ibu Kota yang telah menelan korban jiwa dan mengakibatkan ribuan keluarga mengungsi,” katanya.