REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR, INDIA -- Di sebagian besar daerah Kashmir India pada Ahad (9/2) diberlakukan jam malam untuk mencegah unjuk rasa memperingati ulang tahun pertama penggantungan seorang pejuang kemerdekaan setempat, yang menimbulkan kemarahan di wilayah tegang itu pada tahun lalu.
Toko dan pusat niaga lain tutup dan lalu lintas sepi di ibu kota Srinagar dan kota lain akibat jam malam dan setelah kelompok pendukung kemerdekaan menyerukan mogok di seluruh wilayah itu bagi ulang tahun tersebut.
Mohammed Afzal Guru, warga Muslim Kashmir, digantung pada 9 Februari tahun lalu dan dikebumikan di dalam penjara di Delhi setelah terbukti bersalah atas serangan mematikan di parlemen India pada 2001, yang menyebabkan 10 tewas.
Guru bersikeras tidak bersalah, sementara pengunjuk rasa di Kashmir sering menuduh polisi mengekang dia.
Khawatir ulang tahun itu memicu unjuk rasa, pihak berwenang menutup layanan internet di daerah-daerah yang berpenduduk padat, dan ribuan polisi dan pasukan paramiliter melakukan patroli di sebagian besar jalan, kata seorang perwira senior polisi, yang berbicara tanpa bersedia namanya disebutkan.
"Kami diberitahu oleh para polisi yang berpatroli Minggu pagi agar tetap tinggal di rumah," kata Abdul Hafeez, penduduk Srinagar kepada AFP.
Kelompok politik penentang kekuasaan India di wilayah Himalaya itu telah menyerukan mogok tiga hari mulai Ahad untuk mendesak tuntutan mereka bagi pemulangan jenazah Guru kepada keluarganya.
Pihak berwenang dikecam karena tidak menginformasikan kepada keluarga tentang eksekusi sebelum ia dibawa ke tiang gantungan.
Kelompok juga menurut pemulangan jenazah Maqbool Bhat, seorang pendiri Front Pembebasan Jammu Kashmir dari penjara yang sama
Pada ulang tahun 11 Februari 1984 penggantungan Baht biasanya ditandai oleh usaha menyelenggarakan unjuk rasa besar dan pemogokan umum. Kashmir terbagi dua antara India dan Pakistan dan diklaim seluruhnya oleh kedua pihak.
Sekitar 12 kelompok gerilyawan memerangi pasukan India sejak tahun 1989 bagi kemerdekaan wilayah itu atau bergabung dengan Pakistan. Perang itu telah menewaskan puluhan ribu orang, sebagian besar warga.
Menjelang ulang tahun pengeksekusian Guru, polisi India menindak tegas kelompok pro-kemerdekaan, menahan lenih dari 200 pegiat dari seluruh lembah Kashmir, kata kelompok itu dan seorang perwira polisi yang berbicara dengan AFP tanpa bersedia namanya disebutkan.
Sebagian besar pemimpin gerilyawan ditahan di tempat berbeda dan para pemimpin penting dikenakan tahanan rumah untuk mencegah mereka memimpin unjuk rasa, kata perwira itu.