REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Pembicaraan damai antara pemerintah Suriah dan oposisi tidak menghasilkan kemajuan berarti. Padahal, negosiasi ini bertujuan mengakhiri tiga tahun perang sipil yang berkecamuk di Suriah.
Pembicaraan dimulai bulan lalu dan hasilnya ditentukan pekan ini di Jenewa. Para peserta berharap pembicaraan mampu menghasilkan kesepakatan.
Sebelum negosiasi dimulai, dilakukan mengheningkan cipta selama satu menit bagi 130 ribu korban perang. "Kami tidak membuat banyak kemajuan," ujar diplomat senior Lakhdar Brahimi seperti dilansir Reuters, Selasa (11/2).
Dia mengatakan negosiasi tahap kedua ini lebih melelahkan ketimbang yang pertama. Deputi Kementerian Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad mengatakan pembicaraan hanya sia-sia. Sedangkan juru bicara oposisi Louay Safi mengatakan tidak ada kemajuan sama sekali.
Oposisi menginginkan pembahasan mengenai pemerintahan transisi. Sedangkan pemerintah bersikeras memerangi gerilyawan adalah prioritas utama.
Sebagai jalan tengah, Brahimi mengusulkan pembahasan mengenai diakhirinya kekerasan pada Selasa. Kemudian Rabu membahas pemerintahan transisi. Namun, kedua pihak belum sepakat atas usulan itu.