REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) melibatkan kiai, tokoh agama, dan psikolog untuk memotivasi rohani dan memulihkan kondisi psikis para pengungsi korban erupsi Gunung Kelud di tiga daerah, yakni Kediri, Blitar dan Malang.
"Semoga terbantu secara psikis dan rohani serta meringankan beban pikiran," ujar Kepala Biro Kesejahteraan Masyarakat Setdaprov Jatim, Bawon Adiyithoni, kepada wartawan di Surabaya, Ahad (16/2).
Saat ini, para tokoh agama dan psikolog sudah berada di sejumlah titik posko pengungsian. Tidak hanya tokoh agama Islam, para tokoh agama lainnya juga dilibatkan. "Para tokoh dan ahli itu sudah berada di lokasi sejak Sabtu (14/2) di Kediri, Blitar dan Malang dan langsung memberikan siraman rohani ke warga di lokasi pengungsian," kata dia.
Khusus penanganan kali ini, pihaknya juga menjalin kerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, Pondok Pesantren serta lembaga psikologi di Jawa Timur. "Keberadaan para kiai dan psikolog tersebut diharapkan akan mengembalikan kondisi kejiwaan mereka pasca-letusan Gunung Kelud yang terjadi sejak Kamis (13/2) malam itu," katanya.
Menurut dia, pengungsi pasti mengalami trauma dikecam ketakutan. Untuk mengembalikan kondisi itu maka dibutuhkan psikolog atau kiai yang bisa memberikan siraman rohani. "Kerugian material bisa dihitung, tapi kerugian immaterial itu yang susah dihitung. Ini bisa sembuh dengan cara dikembalikan lagi mentalnya agar tidak trauma," katanya.
Bawon juga menjelaskan pihaknya melibatkan kiai dan piskolog karena wilayah tersebut masih menjadikan kiai sebagai panutan dan masyarakat setempat juga percaya apa yang disampaikan oleh para kiai. "Keberadaan kiai dan psikolog tersebut akan terus mendampingi para korban sampai mereka tidak lagi dicekam ketakutan lagi akibat letusan Gunung Kelud," kata Bawon.