Jumat 21 Feb 2014 13:51 WIB

Akibat Bencana Alam, Harga Sayur Terus Naik

Rep: c65/ Red: Bilal Ramadhan
Penjualan petani sayur mengalami penurunan penjualan yang cukup signifikan karena rusak pasca terendam banjir.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Penjualan petani sayur mengalami penurunan penjualan yang cukup signifikan karena rusak pasca terendam banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, PASAR MINGGU -- Letusan Gunung Kelud dan bencana banjir berdampak terhadap kenaikan harga sayur-mayur. Hampir semua jenis sayuran mengalami kenaikan harga dalam beberapa pekan ini.

Dari pantauan Republika di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (21/2), harga kangkung mengalami kenaikan dari Rp 800 per ikat menjadi Rp 2.000-2.500 per ikat. "Kenaikan terus terjadi selama satu bulan ini," kata Sujito (34), pedagang sayur di Pasar Minggu.

Harga bayam juga naik hingga tiga kali lipat. Jika pada beberapa hari lalu harga bayam Rp 1.250 per ikat besar, kata Uji (64), pedagang sayur lainnya, sekarang menjadi Rp 5.000.

Tak kalah dengan kenaikan sayur hijau, harga terong, oyong, dan pare pun ikut melonjak hingga dua kali lipat. “Sebelumnya, harga rata-rata Rp 6.000, sekarang Rp 12 ribu per kg,” ungkap Iyem (38), pedagang sayur di Pasar Minggu, sambil melayani konsumen.

Meski harga naik, Sujito mengaku tidak ada pengaruhnya terhadap jumlah konsumen yang datang. “Alhamdulillah, dagangan saya habis terus,” kata pria yang sudah berjualan sayur selama 16 tahun ini.

Dalam beberapa pekan ini bencana alam datang silih berganti di Tanah Air. Sejumlah daerah mengalami banjir, termasuk Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Pulau Jawa. Pekan lalu, Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur, meletus.

Pemerintah mengakui distribusi barang-barang ikut terhambat akibat bencana-bencana tersebut. Akibatnya, komoditas pokok menjadi langka dan harga pun merambat naik sejak tiga bulan lalu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement