Ahad 23 Feb 2014 12:03 WIB

Ketua DPR: Kritik Iberamsjah Demi Kemajuan Indonesia

Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia, Prof Iberamsjah
Foto: Antara
Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia, Prof Iberamsjah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR, Marzuki Alie, mengungkapkan rasa duka cita atas wafatnya Pengamat Politik dari Universitas Indonesia, Iberasmsjah. Menurutnya, kritik-kritik yang dilontarkan Iberamjah adalah demi kemajuan Indonesia.  

"Meski tidak mengenal secara pribadi tapi saya tahu Almarhum adalah sosok yang berani berbicara apa adanya,” ujarnya dalam pernyataannya, Ahad (23/2). 

Dia mengaku bahwa Iberamsjah juga kerap mengktitiknya, baik sebagai poltisi maupun ketua DPR. Dia menerima kritikan itu sebagai tanda perhatian. Dia berharap, perhatiannya itu sebagai amalan dan ilmu yang bermanfaat yang selalu mengalir kepada almarhum. 

Pakar politik Iberamsjah bin H Djantera meninggal dunia Ahad pagi, pukul 06.00 WIB dalam usia 65 tahun di RSCM, Jakarta Pusat. Profesor dari FISIP Universitas Indonesia tersebut sudah lebih dari sepekan dirawat di bagian jantung RSCM.

Iberamsjah diketahui pada awalnya mengalami sakit ginjal dan harus menjalani cuci darah. Kemudian, diketahui bahwa dia Namun kemudian Iberamsjah juga sakit jantung sehingga harus menjalani pemasangan ring di jantungnya. 

Sejak itu, kata putra kedua Iberamsjah, Nirwansyah, kondisi ayahnya terus menurun hingga harus menjalani perawatan. Guru besar FISIP UI ini meninggalkan seorang istri, dua anak, dan empat cucu.   

Saat ini jenazah almarhum sudah berada di rumah duka di Jalan Nusantara Raya, nomor 180, Beiji, Depok. Keluarga berencana memakamkan jenazah Prof Iberamsjah siang nanti setelah shalat zuhur.

Iberamsjah lahir di Gambut, Banjar, Kalimantan Selatan pada 20 Juni 1948. Dia menyelesaikan pendidikan S1 di FISIP UI pada tahun 1974. Kemudian meraih gelar master di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 1988. Gelar doktor diraihnya kembali di Universitas Indonesia pada tahun 2002.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement