REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Senin (3/3) pagi bergerak melemah 55 poin menjadi Rp 11.633 dibanding sebelumnya di posisi Rp
11.578 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Senin (3/3) mengatakan bahwa pergerakan rupiah cenderung mengendur atau terkoreksi menyusul aksi beberapa kalangan investor yang kini mulai berhati-hati terhadap mata uang berisiko. "Patut diwaspadai pelaku pasar yang spekulatif yang sebelumnya telah banyak membeli rupiah akan melepas posisinya jika sejumlah mata uang regional secara umum mulai berjatuhan," katanya.
Meski demikian, lanjut dia, secara teknikal mata uang rupiah untuk jangka panjang mengarah ke penguatan, namun pergerakannya masih terbatasi oleh kondisi eksternal.
Sementara itu, Chief Analyst PT Platon Niaga Futures Lukman Leong mengatakan bahwa fluktuasi mata uang rupiah di pasar uang dalam negeri masih stabil, seiring antisipasi data ekonomi domestik pada Senin ini oleh Badan Pusat Statistik. "Kalaupun nilai tukar domestik mengalami tekanan sifatnya cenderung jangka pendek karena pergerakannya juga berkorelasi dengan mata uang lainnya," ucapnya.
Di sisi lain, lanjut dia, kondisi politik di dalam negeri juga relatif tenang sehingga sentimen negatif dari faktor itu akan minim. "Kami melihat situasi politik dalam negeri lebih banyak positifnya karena ada banyak aksi positif dari setiap calon-calon yang maju," katanya.