Jumat 07 Mar 2014 19:19 WIB

Orang Tua Ade Sara Telah Memaafkan Pelaku

Rep: c61/ Red: Joko Sadewo
Ilustrasi pembunuhan.
Foto: IST
Ilustrasi pembunuhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suroto (43) dan istrinyea Elisabeth Diana (40), terlihat tabah. Raut wajah begitu tenang sepeninggal anak semata mereka, Ade Sara Angelina (19).

Sesekali mereka menyalami pelayat yang datang berkunjung dirumah di Jalan Bayur, Rt 07/ 011, Jati, Pulogadung Jakarta Timur, Jumat (7/3) sore.

Suasana rumah almarhum yang hanya seluas 3x9 M, sangat haru. Beberapa warga berbincang-bincang mengenai perangai almarhum, "Sara itu orangnya periang, baik pula," ujar seorang perempuan berkerudung hitam yang tidak mau disebut namanya.

Dan di ruang tamu, beberapa kerabat orang tua almarhum menghibur Elisabeth. Terakhir kali Suroto melihat anak bungsunnya pada hari Senin (4/3).

Saat itu dia mengantarkan anaknya ke Klender untuk kursus bahasa Jerman. Dan mulai hari itu kehilangan kontak dengan almarhum. Rabu (5/3) siang suami-istri baru mendapatkan kabar, kalau anak mereka ditemukan di Tol JORR Binatara kilometer 49, Bekasi dalam keadaan sudah tidak bernyawa.

Pria berkacamata itu menuturkan dirinya tidak ada firasat apa-apa mengenai meninggalnya Ade Sarah. "anak saya sempat berpamitan, serta berpelukan dengan guru-gurunya di Gereja, tapi kalau saya tidak firasat apa-apa," kata dia.

Suroto mengaku dirinya tidak terlalu kenal dengan Hafiz (19) pelaku pembunuh Ade Sarah, tapi sempat pernah bertemu satu sampai tiga  kali.

Bahkan Hafiz pernah menelpon dirinya untuk memberitahui kalau Hafiz sudah mengantarkan Sarah pulang. "pernah bertemu, dia kelihatan bertanggung jawab," Ucap dia.

Lanjut dia, anaknya tidak mau terbuka dengan masalah cinta. Alamrhum lebih terbuka jika mengenai agama. Dia lebih terbuka masalah tersebut dengan mamahnya.

Paman almarhum Yohanes Sutarto (48), dirinya benar-benar terpukul atas kepergian anak dari adiknya. Dia baru mengetahui  sesampainya di Jakarta. Pada waktu pria asal Jogja ini, sedang ada di Jawa Tengah dia mendapatkan telepon dari bapak almarhum. Tanpa memberi penjelasan apapun dia disuruh ke Jakarta.

Orang tua almarhum, sebenarnya tidak mencurigi Hafiz, justru mereka lebih curiga kepada Asifa (19) kekasih Hafiz, berdasarkan WhatsApp Almarhum dengan Asifa. Kala itu Asifa meminta almarhum menemuinya, dengan alasan ingin mendaftar kursus bahasa Inggris di tempat almarhum belajar.

Di rumah duka di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kramat, Senen, Jakarta Pusat (6/3). Elisabeth sempat, meminta Asifa untuk memaafkan anaknya. Dan anehnya saat Elisabeth memegang kedua tangannya tidak ada tanda-tanda gemetar. Berbeda ketika dia menatap wajah Hafiz, yang penuh kecemasan dan tanda takut.

Kini Suroto bersama istrinya sudah memaafkan Hafiz dan kekasihnya Asifa Namun, tetap jalur hukum harus ditempuh karena itu konsekuensinya. Mereka merasa tidak tenang jika masih ada rasa dendam.

Dengan memaafkan kedua pelaku, Elisabeth berharap arwah anak tunggalnya tenang di Sisi-Nya. Akan tetapi, mereka tidak memungkiri kasus ini tetap berlanjut ke jalur hukum, serta menyerahkan sepenuhnya kepada penyidik.

Sampai hari ini, belum ada satupun perwakilan dari keluarga pelaku baik dari pihak Hafiz maupun Asifa. Suroto tidak terlalu mengaharapkan sanak family korban datang untuk meminta maaf. Dia menuturkan seandainya ada ikhtikad baik pasti mereka datang.

C61

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement