Jumat 14 Mar 2014 09:03 WIB

Akhirnya, Pulau Serangan Masuk Dalam Rencana Pembangunan Bali

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Bilal Ramadhan
Masjid Asy-Syuhada, Kampung Bugis, Kelurahan Serangan, Pulau Serangan, Bali.
Foto: Antara
Masjid Asy-Syuhada, Kampung Bugis, Kelurahan Serangan, Pulau Serangan, Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Rencana pembangunan dan pengembangan Pulau Serangan akan dimasukkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Bali. Hal itu kata Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, untuk menghapus kesan pemerintah membiarkan pulau yang ada di kawaan Denpasar Selatan itu.

"Kita tidak ingin keterlambatan pembangunan Pulau Serangan dijadikan konsumsi politik oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab," katanya.

Hal itu dikemukakan Pastika kepada para direksi Bali Turtle Island Development (BTID), yang melakukan audensi ke kantor Gubernur. Rombongan BTID dipimpin Kimisaris Utama BTID I Gede Ardika. Kepala Biro Humas Setda Pemprov Bali, Drs Ketut Teneng, di Denpasar, Jumat (14/3) menjelaskan, Gubernur Pastika juga meminta  BTID untuk mempercepat pembangunan Pulau Serangan.

BTID, kata Teneng, selama ini telah melakukan kegiatan reklamasi di Pulau itu dan diharapkan hasil reklamasinya bisa segera dibangun sesuai yang direncanakan. "Pembangunan agar bisa secepatnya dilaksanakan, karena kegiatan di Pulau Serangan akan menentukan nasib masyarakat serangan khususnya dan Bali pada umumnya,” kata Teneng mengutip Pastika.

Sementara Komisaris Utama BTID I Gede Ardika menjelaskan, konsep pembangunan yang akan dilaksanakan di Pulau serangan adalah pembangunan yang tetap pada konsep tradisional yaitu Tri Hita Karana. Pembangunan akan lebih ditekankan pada pembangunan sumber daya manusia yaitu dengan melaksanakan berbagai macam pendidikan baik pendidkan umum buat anak-anak, pendidikan tentang kelestarian lingkungan, budaya dan ekonomi kreatif.

Sedangkan Direktur Utama BTID, Dea Sudarman, menyatakan bahwa tujuan dari pembangunan di Serangan antara lain juga untuk menjadikan masyarakat Serangan sebagai mitra kerja, bukan sebagai buruh di daerahnya sendiri.

Sudarman menjamin aktivitas pariwisata yang akan dilakukan di daerah tersebut akan selalu melibatkan masyarakat. Ada pun kegiatan-kegiatan BTID yang sudah dilaksanakan di Serangan selama ini adalah melaksanakan penghijauan dengan memanfaatkan bahan-bahan organik, juga membuat penangkaran burung.

"Kedepan Pulau Serangan akan kita jadikan kampung budaya, sehingga pembangunannya tidak meninggalkan potensi lokal," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement