REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganalisis, ada tujuh penyebab dan akar masalah kebakaran di Riau kerap terjadi. Hal itu dipaparkannya dalam akun twitter pribadi yang diunggah pada Senin siang (17/3).
"Setelah saya dalami, termasuk dialog saya dengan masyarakat, ada 7 penyebab dan akar masalah mengapa kebakaran terus terjadi di Riau," kataanya.
Pertama, cuaca ekstrim. Kedua, lahan gambut yang mudah terbakar. Ketiga, cara bercocok tanam penduduk dengan cara membakar. Keempat, membakar secara meluas bermotifkan finansial. Kelima, tidak optimalnya pencegahan oleh aparat di tingkat bawah. Keenam, kurang cepat dan efektiifnya pemadaman api. Ketujuh, penegakan hukum yang tidak bisa menyentuh master-mind pembakaran.
Ia pun mengatakan kebijakan dan instruksi yang diberikan sudah sangat jelas. Maksimal dalam tiga pekan ke depan api dapat dipadamkan dan asap hilang. "Kita tambah kekeuatan TNI dan peralatan yang diperlukan," katanya.
Setelah itu, lima bulan ke depan akan dilakukan penertiban kawasan dan pencegahan kebakaran berkelanjutan. Tugas ini dilakukan pemerintah daerah sebagai garda terdepan, sedangkan pemerintah pusat memberikan bantuan.
Pemerintah, lanjutnya, akan adakan pesawat pemadam kebakaran dan bantuan peralatan kepada penduduk agar tidak lagi membakar. Ia juga telah meminta perusahaan di Riau ikut membantu.
"Perusahaan-perusahaan yang berusaha di Riau saya minta untuk berkontribusi (melalui CSR) dalam pengadaan sarana dan peralatan. Mereka bersedia," katanya.
Ia juga menambahkan, jika masih ada pihak yang membakar dan menyebabkan bencana lagi, hukum harus ditegakkan secara tegas, keras, dan cepat.
"Insya Allah dengan kebijakan dan cara ini, Riau akan berubah. Semua kita abdikan untuk rakyat kita. Terutama saudara-saudara kita di Riau," katanya.