REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China menyerukan ketenangan dan pengendalian diri di semenanjung Korea sesudah Korea Utara menembakkan senjata berat dalam pelatihan tentara di dekat perbatasan laut sengketa dengan Selatan pada Senin, (31/3) yang memicu pembalasan oleh Selatan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Hong Lei mengemukakan pernyataan tersebut dalam jumpa pers harian. Pelatihan tentara Utara itu, dalam menanggapi kecaman Perserikatan Bangsa-Bangsa atas peluncuran peluru kendalinya pada pekan lalu, diduga pamer kekuatan, bukan awal meningkatkan ketegangan.
Korea Utara pada Senin mengumumkan melakukan pelatihan dengan peluru tajam di dekat perbatasan laut bersengketa dengan Korea Selatan, kata kementerian pertahanan Seoul.
"Korea Utara memberitahu kami bahwa mereka akan menggelar pelatihan tentara dengan peluru tajam di dekat perbatasan laut Kuning pada hari ini," kata juru bicara kementerian itu kepada AFP.
Namun, belum jelas kapan pelatihan itu berlangsung, tapi kantor berita Yonhap menyatakan Korea Utara memperingatkan Selatan mengendalikan kapal angkatan lautnya menjelang pelatihan tersebut.
Tidak biasa bagi Korea Utara memberitahu Selatan menjelang pelatihan dengan peluru tajam dan pengumuman itu datang saat ketegangan antar-Korea tersebut meningkat.
Pyongyang melakukan serangkaian peluncuran roket dan peluru kendali jarak pendek dalam beberapa pekan belakangan, dalam kecaman terhadap pelatihan tentara tahunan Korea Selatan-Amerika Serikat, yang sedang berlangsung.