REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Persyarikatan Bangsa Bangsa (PBB) akhirnya terpaksa memotong paket jatah makan pengungsi Suriah seperlima dari biasanya karena kekurangan donor dana dari beberapa negara dunia. Ini akan mengancam jutaan pengungsi Suriah yang saat ini tergolong dalam kondisi kelaparan.
Wakil Direktur Eksekutif PBB untuk World Food Programme, Amir Abdulla pada Senin (7/4) mengungkapkan pihaknya berhasil menggalang dana makanan pengungsi Suriah hingga 4,1 juta orang pada bulan lalu, selisih tipis dari yang ditargetkan 4,2 juta orang.
Namun ketika jumlah pengungsi semakin bertambah, jumlah tersebut pun dinilai tidak mencukupi. Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Antonio Guterres mengatakan sekarang menunjukkan bahwa hampir setengah dari populasi Suriah telah menjadi pengungsi.
Sebelumnya, kata dia, negara-negara donor telah menjanjikan 2,3 juta dolar AS untuk pengungsi Suriah di sebuah konferensi di Kuwait pada Januari lalu. Namun kenyataanya hanya terkumpul 1,1 juta dolar AS yang diterima sejauh ini. Termasuk 250 ribu dolar AS yang diserahkan oleh pemerintah Kuwait pada Senin pekan ini.
Pemotongan jatah makan ini, berarti setiap pengungsi keluarga Suriah yang sebelumnya dijatah untuk lima orang, mendapatkan sekeranjang makanan meliputi beras, gandum bulgur, pasta, kacang-kacangan, minyak sayur, gula, garam, dan tepung terigu. Pada Maret lalu kebijakan pemotongan jatah 20 persen itu diberlakukan, tujuannya agar bisa dibagikan ke lebih banyak pengungsi yang lain.